gambar CVR dari http://www.ntsb.gov/aviation/cvr_fdr.htm"TEMPO Interaktif, Jayapura - Kepala Operasi Pengisian Pesawat Udara dan Tenaga Teknik Khusus Pengawasan Mutu Bahan Bakar Penerbangan, Bandara Utarum Kaimana, Hayat La Obo, mengatakan pesawat Merpati MA 60 yang jatuh di Teluk Kaimana diduga mengalami gangguan teknis pada gir roda depan. Akibatnya, pesawat tidak dapat mendarat meski jarak dengan landasan sudah sangat dekat. " Berita di atas di kutip dari : http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2011/05/11/brk,20110511-333780,id.html

---------------

Setiap ada isu yang mencuat dalam segala hal termasuk kecelakaan penerbangan di republik tercinta ini maka bermunculanlah paranormal-paranormal yang memberikan pendapatnya, mulai dari paranormal telematika sampai paranormal kecelakaan penerbangan. Para paranormal ini sangat aktif pada saat media memberitakan sesuatu dan berlomba-lomba memberikan wangsit yang mereka percaya benar. 

Kenapa saya menamakan mereka paranormal? Karena mereka tidak punya latar belakang formal dengan pernyataan yang mereka berikan tapi sepertinya lebih banyak didapat dari menerawang dunia gaib dan dibumbui istilah-istilah teknis yang membuat para ahli di bidangnya tertawa terbahak-bahak sambil merasa kesal. Ironis memang untuk tertawa di tengah kesedihan keluarga para korban kecelakaan. Paranormal ini tahu penyebab kecelakaan penerbangan sebelum data kotak hitam dibuka dan dianalisa. Bahkan pernyataan yang dibuat pun kadang tidak logis, tapi anehnya dipercaya banyak orang termasuk media yang menyalin pernyataan tersebut bulat-bulat.

Sekarang agar saya tidak disebut paranormal maka kita kembali membatasi pembahasan kita hanya di bidang penerbangan yang saya tekuni saat ini. Langkah untuk menyelidiki sebuah kecelakaan penerbangan komersial adalah dengan mencari kotak hitam. Tentunya untuk menghemat waktu sebelum kotak hitam ditemukan, mungkin pihak penyelidik mulai menghimpun data dengan mengumpulkan keterangan para saksi mata dan semua orang yang terlibat dalam penerbangan termasuk ATC atau PLLU (Pengendali Lalu Lintas Udara) dan semua petugas yang berhubungan dengan keberangkatan pesawat.

Setelah kotak hitam ditemukan maka isi dari kotak hitam akan dicocokkan dengan semua data yang ada untuk me-reka ulang (rekonstruksi) apa yang terjadi. Sehingga data yang dikumpulkan bukanlah berdasarkan pengalaman seseorang ataupun opini pribadi, sebanyak apapun pengalaman yang bersangkutan.

---------------

 

"Hayat mengemukakan, “Saya berani bertanggung jawab atas pernyataan ini karena ini pengalaman saya bertahun-tahun.”

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2011/05/11/brk,20110511-333780,id.html"

---------------

 
 

Kotak hitam

 

Yang disebut dengan Kotak hitam adalah satu atau lebih, kotak berwarna cerah, biasanya jingga, agar mudah untuk ditemukan. Kotak hitam adalah FDR (flight data recorder) dan sebuah CVR (cockpit voice recorder). Meskipun warna aslinya adalah jingga terang (oranye) atau kuning terang, dinamakan black box (kotak hitam) yang identik dengan musibah/kematian karena FDR/CVR ini adalah benda yang paling diperlukan untuk menyelidiki sebuah kecelakaan penerbangan terutama kecelakaan fatal.

CVR (Cockpit Voice Recorder)

Di dalam sebuah pesawat komersial terdapat sebuah alat yang dapat merekam percakapan di dalam kokpit. Alat ini tersambung pada mikrofon yang ada di kokpit, mikrofon yang ada di headset penerbang (boom mic) dan mikrofon genggam (hand held mic) maupun di masker oksigen. Secara teknis dapat disebutkan minimal dari CVR ini adalah dapat merekam suara dari 4 channel:
  1. satu channel untuk semua mic dari pilot 1
  2. satu channel untuk semua mic dari pilot 2
  3. satu channel untuk sebuah mic di kokpit untuk merekam suara secara keseluruhan
  4. satu channel untuk semua mic dari kursi awak pesawat ke 3 atau 4 jika ada atau diperlukan, jika tidak ada atau tidak diperlukan maka channel ini akan terhubung ke sistem pengeras suara untuk penumpang di kabin (PA: Passenger Address).
 

Berapa lamakah CVR ini merekam suara? Peraturan meminta rekaman ini selama 30 menit terakhir (lihat CASR 121.359). Tapi badan keselamatan transportasi Amerika Serikat dan juga ICAO merekomendasikan panjang rekaman selama 2 jam terakhir.

---------------

 

"Ia juga mencemaskan rekaman penerbangan dari kotak hitam yang telah ditemukan. “Kotak hitam itu tidak selamanya merekam, ia juga bisa menghapus data tiap waktu yang ditentukan,” ujarnya. "

 

---------------

Jadi jangan cemas, jika pesawat ini memang layak terbang maka CVRnya akan merekam 30 menit terakhir penerbangan. Alat ini juga dirancang untuk berhenti 10 menit setelah terjadi benturan keras dan secara otomatis fungsi penghapus rekaman akan dinon-aktifkan. Jadi biarpun CVR masih bekerja setelah mendapatkan benturan keras, maka dalam 10 menit kemudian proses rekaman akan berakhir dan tidak akan bisa menghapus data terakhir.

 
Lebih lagi jika pesawat MA 60 yang dimaksud dalam berita di atas ini mengikuti rekomendasi badan-badan keselamatan dunia, seperti layaknya pesawat Airbus yang saya terbangkan, CVRnya akan merekam tanpa henti 2 jam terakhir dari sebuah penerbangan. Mungkinkah kita mendapatkan rekaman lebih dari 30 menit atau 2 jam yang sudah terhapus? Jawabnya secara teori mungkin saja dengan metode scanning transmission electron microscopy, ups.. maaf saya bisa jadi seorang paranormal karena tidak punya penjelasan dengan apa yang saya sebutkan..
 

gambar FDR dari http://www.ntsb.gov/aviation/cvr_fdr.htm

FDR (Flight Data recorder)

Setelah percakapan baik antara sesama penerbang di kokpit ataupun antara penerbang dan petugas PLLU di darat direkam, maka ada rekaman lain yang tidak kalah pentingnya. Rekaman ini adalah rekaman keadaan pesawat. Maksudnya keadaan pesawat adalah, keadaan pesawat berupa parameter seperti waktu, kecepatannya, ketinggiannya, arah terbangnya, sikap pesawat (attitude), tenaga mesin yang digunakan, posisi flap, kondisi autopilot dan lain sebagainya. Rekaman ini berlangsung selama 25 jam.

Tergantung tipe yang digunakan, FDR harus merekam 15-32 parameter wajib (lihat CASR 121.343). Beberapa FDR modern bisa merekam sampai lebih dari 1000 parameter. Apakah saja yang termasuk 1000 parameter ini atau ada berapa parameter yang direkam di pesawat MA60? Jangan tanya saya karena saya bukan paranormal, lebih baik tanyakan pada pabrik pembuatnya. Juga jangan tanya saya kenapa FDRnya harus dikirim ke Cina karena tidak bisa dibaca sendiri di lab KNKT.

(http://regional.kompas.com/read/2009/08/26/17391582/Akhirnya.KNKT.Punya.Laboratorium.Black.Box.)

 
Generasi awal dari FDR menggunakan pita magnetik dengan metoda yang sama seperti kaset sebelum CD mendominasi dunia musik. FDR modern menggunakan teknologi Solid State untuk merekam datanya. Penggunaan teknologi solid state ini juga yang memperpanjang dan memperbanyak rekaman yang bisa dilakukan. Tidak perlu menduga apa yang terjadi pada pesawat karena dengan penggunaan banyak parameter yang terekam ini bisa memperlihatkan kondisi bahkan dapat mensimulasi gerakan pesawat. Simulasi ini bisa lebih dipercaya dibandingkan dengan pengakuan saksi mata seperti nelayan yang pengetahuannya berbeda bidang dengan pengetahuan penerbang dan tidak bisa dipertukarkan. Pesawat yang berbelok miring kemungkinan akan diterjemahkan berbeda oleh seorang penerbang dan seorang nelayan yang berpengalaman sekalipun.

---------------

 
 

“Buktinya karena pesawat kemudian kembali naik dan berputar. Bukan karena mereka tidak menemukan celah untuk mendarat tapi karena gir roda depan yang tidak bisa keluar,” kata Hayat, Rabu, 11 Mei 2011. “Dugaan itu diperkuat dengan ada unsur kesengajaan dengan mendarat di air,” Hayat menambahkan.

 

---------------

 

Menemukan kotak hitam dalam air

 

Masing-masing CVR dan FDR dilengkapi dengan Underwater Locator Beacon (ULB) yang jika terendam air akan memancarkan sinyal khusus 37.5 Mhz yang ditenagai oleh batere selama 30 hari. Baterenya sendiri bisa tahan selama 6 tahun. Sinyal ini dapat memancar dari kedalaman 14 ribu kaki.

 

Kekuatan kotak hitam

 

Tentunya akan sangat bodoh kalau para ahli membuat FDR/CVR ini dengan kekuatan seadanya. Masalahnya dengan kecepatan yang tinggi, kemungkinan benturan yang terjadi pada kecelakaan pesawat komersil akan menghancurkan benda-benda yang berbenturan termasuk pesawatnya sendiri. Untuk menyelamatkan data maka kotak hitam ini dibuat sangat kuat. Berikut adalah spesifikasi normal sebuah FDR atau CVR:

 

 

Waktu perekaman

: 25 jam secara kontinu/30menit -2 jam menit untuk CVR

Toleransi benturan

: 3400Gs / 6.5 ms

Tahan api

: 1100 °C / 30 min

Ketahanan tekanan air

: Tenggelam sampai 20 ribu kaki

 

Untuk satuan g atau G adalah gaya yang didapat pada waktu terjadi percepatan. Secara sangat-sangat sederhana, anda bisa merasakan 1 g bila berdiri/duduk tak bergerak di atas tanah. Jika anda mendapat percepatan sebesar 9,8 meter/detik ke atas, maka anda akan merasakan gaya sekitar 2 g yang rasanya sama dengan 2 kali berat badan anda. Penerbang militer bisa menahan sampai 9 g, sedangkan kotak hitam dapat menahan 3400 g dalam 6.5 milidetik.

Jadi saya pribadi berpendapat agar semua insan penerbangan untuk tidak menduga apa yang terjadi jika terjadi kecelakaan penerbangan di Indonesia. Biarkan tim penyelidik KNKT untuk bekerja dengan keilmuannya dan memberikan rekomendasi terbaik bagi penerbangan Indonesia karena sudah selayaknya hasil penyelidikan dan rekomendasi yang diberikan oleh KNKT adalah berdasarkan data yang sah.

Mohon koreksi jika penerawangan saya melalui internet mempunyai kesalahan. Jika ada kesalahan ini sungguh tidak disengaja.

 
 

Sumber:

CASR part 25.1457

CASR part 121.359
ICAO Annex 6, Operation of Aircraft, Vol I, Attachment D and Vol III
http://www.ntsb.gov/aviation/cvr_fdr.htm
http://nasional.kompas.com/read/2011/05/09/20103386/Merpati.Bantah.Pesawat.Meledak
http://nasional.kompas.com/read/2011/05/09/20225219/Merpati.Tak.Ada.Masalah.dengan.Pesawat
http://nasional.kompas.com/read/2011/05/09/19591258/KNKT.Akan.Ungkap.Hasil.Investigasi 
http://nasional.kompas.com/read/2011/05/09/2251413/Layak.Terbang.Tanpa.Sertifikasi.FAA
http://nasional.kompas.com/read/2011/05/09/21401322/.Black.Box.Merpati.Dibawa.ke.Jakarta
http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2011/05/11/brk,20110511-333789,id.html
http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2011/05/10/brk,20110510-333607,id.html
http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2011/05/10/brk,20110510-333625,id.html
http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/05/08/brk,20110508-333021,id.html