Seorang pembaca ilmuterbang.com bertanya, "Bagaimana caranya supaya jadi pilot di Singapore Airlines atau Emirates?" Selama lebih dari 3 tahun ilmuterbang.com online di internet, tidak pernah ada pertanyaan seperti ini, biasanya pertanyaannya berkisar bagaimana cara menjadi penerbang. Saya ingin langsung menjawab tapi di kepala saya keluar banyak pertanyaan, kenapa tidak bertanya bagaimana menjadi penerbang Garuda? Kenapa Singapore Airlines dan kenapa Emirates? Kenapa bukan Air Asia atau Malaysian Airlines?

Kemudian saya kembali bertanya pada penanya, kenapa Singapore Airlines dan Emirates? Dijawab kembali dengan sebuah pertanyaan sederhana, "Bukankah kedua maskapai tersebut adalah yang terbaik?" Kembali pertanyaan lain mampir di benak saya, kalau penanya yang masih SMA saja tidak ingin bekerja di Indonesia maka apa alasan penerbang yang sedang bekerja di luar negeri?

Untuk menjawab pertanyaan ini saya mengirimkan email ke mailing list penerbang Indonesia di luar negeri dengan sebuah survey sederhana tanpa metode khusus. Survey ini juga mungkin tidak mewakili semua suara penerbang Indonesia di luar negeri. Isi survey berupa sebuah pertanyaan dengan 5 kemungkinan jawaban:

"Alasan anda bekerja sebagai penerbang di luar negeri:

  1. gaji/fasilitas lebih besar

  2. maintenance lebih baik

  3. peraturan lebih jelas

  4. karir lebih terjamin

  5. lain-lain: tolong diuraikan...."

Jawaban yang akan diberikan boleh lebih dari satu tapi harus dengan skala prioritas, misalnya jawabannya adalah 1,3,4. Maka alasan utama adalah adalah 1. gaji/fasilitas lebih besar, kemudian diikuti dengan alasan lain yaitu nomor 3. peraturan lebih jelas dan nomor 4. karir lebih terjamin.

Hasilnya mengejutkan...

 

Dari penerbang-penerbang yang mengirimkan jawaban, ternyata alasan nomor 1. gaji/fasilitas bukanlah alasan utama meninggalkan tanah air untuk menjadi TKI mengadu nasib di negara lain. Alasan nomor 5. lain-lainsebagai alasan utama lengkap dengan uraian alasan masing-masing pribadi penerbang mengisi 52% email jawaban yang masuk.

Jadi uang/gaji besar bukanlah alasan utama.

 

Berikut rangkuman beberapa alasan yang diberikan untuk pilihan 5. lain-lain:

  1. Keamanan terbang yang lebih tinggi. (Safety)

  2. Kurang mendapat apresiasi di negara sendiri. Tidak merasa dibutuhan di negara sendiri.

  3. Tantangan bagi profesionalisme penerbang.

  4. Waktu untuk keluarga lebih banyak karena cuti tahunan yang lebih panjang.

  5. Pengaruh lingkungan dan pergaulan yang lebih baik di luar negeri untuk keluarga, memberikan wawasan yang lebih luas buat keluarga dan diri sendiri.( Sekolah anak di sekolah internasional, berkenalan dan bergaul dengan orang- orang dari berbagai bangsa, mencakup moral, ilmu dan bahasa).

  6. Terbang keliling dunia.

  7. Untuk memajukan Indonesia di dunia internasional.

  8. Ingin merasakan pengalaman bekerja di perusahaan dengan system yang baik dan teknologi yang mutakhir. eg : pesawat keluaran terbaru ( A380/A350/787 etc ).

  9. Ingin mendapatkan pengalaman terbang internasional.( MNPS/AWO/winter operation dll ).

  10. Pendidikan anak yg lebih baik dan terjamin.

  11. Kondisi perusahaan dalam negeri yang tidak bagus.

  12. Bekerja di maskapai berskala internasional dengan awak multi nasional.

  13. Menerbangkan pesawat wide body dan bisa melihat dunia selain Indonesia dan regional ASEAN.

Pilihan no 1 dan 3 sebagai alasan utama menempati urutan nomor dua dari keseluruhan jawaban yaitu masing-masing 21%. Beberapa fasilitas yang diinginkan selain gaji oleh para penerbang ini adalah sehingga memilih bekerja di luar negeri sebagai adalah:

  1. Pelatihan yang lebih baik.

  2. Jaminan kesehatan dan pendidikan untuk keluarga.

  3. Penjadwalan terbang yang lebih jelas.

  4. Potongan harga tiket ke seluruh tujuan di dunia untuk sekeluarga.

Pilihan nomor 2 yaitu pemeliharaan pesawat, menempati urutan ketiga dengan mengumpulkan 6%.

 

Alasan kedua

Alasan kedua untuk bekerja di luar negeri yang terbanyak, 38%, adalah karena gaji/fasilitas.

 

Alasan ketiga

Alasan ketiga terbanyak adalah maintenance atau pemeliharaan pesawat dengan total 34%.

Alasan keempat

Fakta mengejutkan lainnya yang terungkap adalah tidak ada penerbang yang sebagai alasan utamanya atau alasan kedua, memilih jawaban nomor 4. Karir lebih terjamin (tidak ada warna hijau di grafik pertama dan kedua). Alasan karir masuk dalam jawaban beberapa penerbang tapi bukan menjadi alasan utama. Pilihan ini secara menjadi alasan keempat yang terbanyak dari semua alasan tersebut. Ini sebenarnya terbukti di tempat penulis bekerja. Beberapa rekan yang sudah menjadi kapten di maskapai penerbangan di Indonesia memilih bekerja di sini biarpun diterima sebagai First Officer.

Fasilitas bekerja di luar negeri

Tidak semua yang diinginkan oleh penerbang Indonesia ditawarkan oleh setiap maskapai asing, tapi ada beberapa fasilitas yang cukup menggiurkan dibandingkan bekerja di dalam negeri. Beberapa tawaran tersebut adalah:

  • Cuti tahunan, di Indonesia hampir semua maskapai penerbangan yang penulis tahu mengikuti aturan cuti tahunan 12-14 hari setahun. Sebagai perbandingan di tempat penulis bekerja penerbangnya diberikan 42 hari cuti dalam setahun.

  • Commuting schedule. Beberapa maskapai menawarkan commuting schedule, maksudnya penerbang bekerja selama beberapa minggu/ beberapa hari lalu libur beberapa hari untuk pulang ke Indonesia. Dengan cara ini penerbang tidak perlu memindahkan keluarganya ke negara tempat dia bekerja.

  • Jaminan asuransi kesehatan yang lebih baik.

  • Uang sekolah ditanggung perusahaan atau sekolah gratis di negara yang bersangkutan.

  • Bonus tahunan. Maskapai seperti Singapore Airlines secara berkala memberikan bonus tahunan dari keuntungan usaha pada semua karyawannya.
Sekali lagi hasil survey ini mungkin tidak mewakili seluruh suara penerbang Indonesia yang bekerja di luar negeri, tapi paling tidak dapat memberikan gambaran apa saja alasan penerbang  untuk menjadi TKI.