Komunikasi dengan ATC menggunakan ACARS

CNS/ATM, singkatan dari Communication Navigation Surveillance / Air Traffic Management System, merupakan konsep yang dibangun untuk mendapatkan metoda pengaturan lalu lintas udara (Air Traffic Management) yang efisien dan menggunakan semua fasilitas yang ada seperti radio VHF, radio HF dan satelit. Pada sistem yang lama, komunikasi hanya dilakukan dengan suara melalui radio dan pengawasan (surveillance) dilakukan dengan surveillance radar yang dapat mendeteksi dan identifikasi pesawat dengan jangkauan tertentu.

Dengan CNS/ATM ini, komunikasi dan pengawasan dapat dilakukan melalui satelit sehingga cakupannya lebih luas. Contohnya negara Indonesia yang terdiri dari laut dan daerah terpencil yang tidak terjangkau radar biasa, akan dapat diatur dengan mudah menggunakan CNS/ATM ini.

Komponen CNS/ATM adalah:

  1. AFN (ATS Facilities Notification)
  2. CPDLC (Controller Pilot Data Link Communications)
  3. ADS (Automatic Dependent Surveillance)

Penjelasan di bawah ini mungkin membutuhkan pengetahuan tentang Radio Telephony. Pembaca selain penerbang dan ATC mungkin harus merujuk pada tulisan mengenai radio telephony baik di internet maupun di website ilmuterbang,com.

A. AFN

ATS Facilities Notification ini adalah metode untuk memberi tahu ATC bahwa pesawat memiliki kemampuan berkomunikasi dengan datalink. Notifikasi ini dimulai oleh awak pesawat.

B. CPDLCNotifikasi ke VABF, Mumbai ATC

Normalnya komunikasi antara awak pesawat dengan ATC (Air Traffic Controller) dilakukan dengan menggunakan radio pemancar VHF (Very High Frequency) maupun HF (High Frequency). Dalam komunikasi ini kedua pihak harus saling mendengarkan di saat yang bersamaan.

 
Sedangkan dengan CPDLC , penerbang dan ATC berkomunikasi dengan media teks, seperti teleks atau chat di Internet.
 
Hubungan pesawat dengan ATC menggunakan komunikasi data ACARS (untuk penjelasan tentang ACARS, silahkan lihat artikel terkait di site ini) dengan ACARS ini komunikasi dengan ATC dapat dilakukan dengan digital dan mempunyai keuntungan untuk berkomunikasi tanpa harus berada di waktu yang bersamaan karena semua pesan terekam di perangkat penerima dan tidak hilang sebelum mendapat umpan balik dari penerima pesan. Cara ini hampir mirip dengan penggunaan SMS pada telepon selular.
 
Hal ini juga sangat membantu terutama di daerah di luar jangkauan radio biasa. Jika pesawat keluar dari jangkauan radio VHF yang bisa memancar sekitar 200 nm atau 360 km, maka dengan otomatis, perangkat ACARS akan berkomunikasi melalui satelit, SATCOM atau pada gelombang HF yang mempunyai jangkauan lebih jauh dari gelombang VHF.
 
Dengan CPDLC, ATC dapat memberikan semua perintah dan ijin (clearance) yang biasanya dilakukan dengan komunikasi suara, dan awak pesawat dapat menjawab dengan memilih jawaban yang sudah ditentukan (contohnya, Roger, Standby atau Wilco).
 
Sedangkan awak pesawat juga dapat mengirimkan pesan dan/atau meminta clearance dengan format yang sudah ditentukan, atau mengirim pesan dengan fasilitas free text, jika format yang ada tidak memungkinkan untuk membuat pesan yang akan dibuat.
 
Dalam keadaan darurat pun ada pilihan untuk mengirim pesan darurat dan mendapatkan prioritas.
 
Komponen CPDLC
 
Keyboard FMS adalah alat input CPDLCCPDLC biasanya terdiri dari:
  1. Alat input (bisa berupa keyboard FMS, Flight Management System)
  2. Display / tampilan (seperti layar komputer)
  3. System peringatan jika ada pesan yang masuk (lampu dan suara)
  4. Printer (untuk mencetak pesan yang ada)

Bekerja dengan CPDLC

 

Secara umum cara kerja CPDLC dapat dimulai dari darat, dengan mendapatkan ijin keberangkatan, departure clearance. Jika biasanya clearance diberikan oleh Clearance Delivery di frekuensi tertentu, maka sekarang awak pesawat akan meminta clearance lewat CPDLC dan kemudian jawaban juga didapat di tampilan CPDLC.

 
Biasanya setelah mendapatkan clearance, maka komunikasi radio biasa digunakan untuk menghubungi Ground/ Apron Control untuk meminta ijin start engine.
 
Komunikasi selanjutnya juga berlangsung seperti biasa dari frekuensi Tower ke frekuensi Departure Control lalu ke Area Control Center.
 
Nah, CPDLC kemudian akan kembali dipakai pada saat pesawat berada di luar jangkauan radio Area Controller. Di sinilah komunikasi ala teleks atau mesin Fax dimulai.
 

Uplink

Uplink adalah komunikasi dari ATC ke awak pesawat. Isi pesannya bisa berupa:
  1. Clearance (contohnya departure clearance, heading, altitude, offset, direct to... dan lain-lain)
  2. Report request (confirm, position report dll)
  3. Negotiation request (contoh: “Can you accept FL400?)
  4. Information message
 

Terhubung dengan ATC Mumbai (VABF)

Downlink

Downlink adalah kebalikannya, dimana awak pesawat mengirim pesan berupa:

  1. Jawaban dari perintah ATC (Roger, Affirm, Unable dll)
  2. Permintaan pada ATC (Clearance Request, contohnya Request FL400)
  3. Reports (misalnya position report, actual weather report dll). Position report dapat dibuat otomatis, penerbang hanya harus menekan tombol send.
  4. Negotiation request (misal, When we can expect climb FL 400?)
  5. Emergency Messages (Mayday, Pan Pan)
  6. Pesan lain berupa free text, untuk mengirim pesan yang formatnya tidak ada di CPDLC

Di bawah ini beberapa tampilan CPDLC, selama awak pesawat berkomunikasi dengan ATC. Gambar-gambar di bawah diambil dari beberapa penerbangan jadi tidak mempunyai urutan yang konsisten.

Mumbai meminta position report ke penerbang
Informasi traffic dari ATC Mumbai

Clearance baru dari ATC Mumbai

 

 

C. ADS Automatic Dependent Surveillance

Di buku Jeppesen yang juga mengambil dari ICAO Doc 4444, ADS digambarkan sebagai: A surveillance technique in which aircraft automatically provide, via a data link, data derived from on-board navigation and position-fixing systems, including aircraft identification, four-dimensional position and additional data as appropriate.

 
Jadi intinya, dengan memanfaatkan teknologi ACARS, perangkat ADS di pesawat mempunyai kemampuan untuk mengirimkan data posisi dan data lain secara otomatis kepada ATC. Pada perangkat yang terpasang di Airbus A330, sampai dengan 5 ATC atau AOC center, dapat berhubungan dengan ADS di pesawat. Untuk bisa berhubungan dan mengirimkan data secara otomatis, pilihan ADS harus diubah dari OFF menjadi ARMED. Dalam keadaan ARMED, maka jika ada ATC yang mencoba menghubungi, perangkat ADS akan memberi status CONNECTED.
 
Data yang umum dikirimkan ke ATC secara otomatis ini antara lain:
 
Data block 1
  1. Latitude
  2. Longitude
  3. Level (ketinggiannya)
  4. Time

Data block 2, data ini berupa data cuaca yang rasakan oleh sensor-sensor di pesawat.

  1. Wind direction
  2. Wind speed
  3. Wind quality flag
  4. Temperature
  5. Turbulence (if available)
  6. Humidity (if available)

Informasi lain dapat ditambahkan oleh penerbang dengan memasukkan data secara manual dan mengirimkannya pada ATC.

 
Kelebihan dari sistem ADS ini adalah, tidak diperlukannya radar surveillance yang biasa dipakai secara konvensional. Tapi keakuratan data yang didapat oleh ATC akan sangat bergantung pada keakuratan sistem navigasi pesawat. Karena posisi pesawat di tampilan ATC digambar berdasarkan laporan otomatis dari ADS.

Jadi dengan menggabungkan ADS dengan radar surveillance yang konvensional akan menambah keakuratan data posisi pesawat.

 
Dari semua sistem yang ada, surveillance radar ataupun ADS, sebuah pesawat memberikan posisinya pada ATC. Generasi baru ADS yang disebut ADS-B (ADS-Broadcast) memberikan posisi pesawat pada ATC dan juga pesawat di sekitarnya. Jadi antar pesawat juga memiliki informasi posisi pesawat di sekitarnya.