Pada tanggal 16 September 2007, sebuah kecelakaan pesawat MD-82 series terjadi di Phuket, Thailand dalam keadaan cuaca yang buruk, baru-baru ini. Gosip di Internet mengatakan bahwa ATC (http://www.1001crash.com/) telah memperingatkan adanya windshear. Mohon merujuk ke tulisan mengenai windshear di site ini.
 
Pilot pesawat tersebut tetap melakukan approach dengan harapan keadaan membaik pada waktu mereka melakukan pendaratan. Ternyata pada waktu mereka mendekati landasan, keadaan memburuk dan mereka melakukan go around. Sayangnya go around tersebut gagal dan pesawat dihempaskan kembali ke landasan dengan kecepatan yang cukup keras dan terbakar.
 
Sebagian besar penumpang meninggal termasuk kedua orang pilot. Apa yang mungkin terjadi dalam skenario pendaratan ini?
 
Saya pribadi mengenal almarhum kapten pilot sebagai seorang yang sabar dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Tapi dalam penerbangan komersial terdapat minimal dua orang pilot yang melakukan tugasnya dalam kerjasama yang teratur.
 

Skenario 1:

Pilot meneruskan pendaratan dan dalam detik-detik terakhir memutuskan untuk membatalkan pendaratan dan melakukan go around.
(http://en.wikipedia.org/wiki/One-Two-GO_Airlines_Flight_269 ).
 
Dalam hal ini Flaps dinaikkan satu posisi dan setelah pesawat dalam keadaan positif menaik/ climb, roda akan dinaikkan. (Gear Up). Positive climb sering diterjemahkan oleh pilot bahwa windshear telah berakhir.
Di sini terjadi keadaan yang menipu kedua pilot, bahwa pesawat naik sesaat untuk kemudian kembali dihempaskan ke landasan oleh windshear.
 

Skenario 2:

Pilot meneruskan pendaratan dan dalam detik-detik terakhir memutuskan untuk membatalkan pendaratan dan melakukan go around. Go around dilakukan benar dengan mempertahankan konfigurasi pesawat, tapi kekuatan windshear lebih dari pada kekuatan mesin pesawat untuk mengangkat pesawat sehingga pesawat crashed ke landasan.
 

Skenario 3:

Pilot meneruskan pendaratan karena tidak merasakan gejala windshear (kata terakhir dari pilot :LANDING..., http://www.boston.com/) tapi di saat-saat terakhir pendaratan, windshear menghempaskan pesawat dengan keras ke landasan.
 

Skenario 4:

Pilot meneruskan pendaratan dan memaksakan pesawat untuk mendarat meskipun diperlukan power yang besar untuk menahan pesawat untuk tidak sink, jatuh dengan kecepatan tinggi. Tapi kondisi ini gagal dan pesawat crashed ke landasan.
 
Dalam tulisan seputar yang terjadi di Internet, dikatakan bahwa roda pendarat berada di dalam keadaan retracted / masuk di dalam landing gear bay. Sehingga skenario pertama adalah skenario yang paling mungkin. Bahwa pilot melakukan go around.
 
Pelajaran yang sangat berharga bagi kita adalah, bahwa kedua pilot telah melakukan hal yang benar untuk go around tapi tidak menyangka bahwa windshear belum berakhir meskipun setelah pesawat naik/positive climb.
 
Sehingga dalam keadaan windshear apapun sangat penting untuk diingat untuk membiarkan konfigurasi pesawat apa adanya (gear, flaps) sampai benar-benar keluar dari windshear. (Airbus A330 FCOM 3.04.91)
  

Catatan admin: Tulisan ini dibuat sebelum laporan akhir dikeluarkan oleh otoritas. Mohon merujuk pada laporan dari badan terkait untuk mencari fakta tentang kecelakaan ini.