Berat pesawat maksimum berada pada saat akan lepas landas

Sama halnya dengan jalan raya; runway, taxiway dan apron di sebuah bandar udara juga mempunyai kekuatan yang terbatas. Ada nilai maksimum berat kendaraan atau pesawat yang berada di atasnya. Sebenarnya PCN ini paling penting untuk daerah apron/taxiway.

Pada waktu lepas landas, berat pesawat sedikit demi sedikit dipindahkan ke sayap dan mengurangi beban di roda, sedangkan pada waktu mendarat, pesawat biasanya sudah menghabiskan sebagian besar bahan bakar dalam perjalanan jadi lebih ringan dibandingkan dengan beratnya pada waktu lepas landas. Jadi berat pesawat yang diterima landasan relatif lebih sedikit dibandingkan dengan berat di apron/taxiway.

Begitu pula dengan spesifikasi pesawatnya sendiri. Sebuah pesawat Airbus A330 misalnya, mempunyai berat maksimum untuk lepas landas (maximum take off weight, MTOW) 233 ton, tapi bisa mengangkut 233,9 ton berat sebelum take off (maximum taxi weight). Taxi adalah gerakan pesawat perlahan di darat sebelum lepas landas dan setelah mendarat. Maximum taxi weight ini sering juga disebut Maximum Ramp Weight.

Bergunakah 900 kg yang tidak bisa dibawa take off oleh pesawat Airbus A330 tersebut? Ya, tentu ada maksudnya pesawat tersebut diberi kemampuan berat maksimum yang lebih besar di darat. Berat di atas maximum take off weight tersebut berguna untuk membawa bahan bakar yang dibutuhkan untuk bergerak dari parkir ke landasan.

Jadi misalnya untuk taxi dari tempat parkir pesawat ke landasan membutuhkan 500 kg, maka pesawat ini bisa mempunyai berat 233,5 ton pada waktu meninggalkan tempat parkir dan akan lepas landas dengan berat 233 ton yang merupakan MTOW karena 500 kg bahan bakar sudah dihabiskan untuk taxi.

Kita bisa melihat dari contoh di atas bahwa taxiway dan apron menerima berat lebih daripada landasan (runway).

Ada beberapa sistem untuk menilai kekuatan dari permukaan landasan, taxiway atau apron. Yang dipakai secara umum adalah rekomendasi ICAO (International Civil Aviation Organization), dengan sebutan Pavement Classification Number (PCN). Negara seperti Canada juga punya sistem sendiri yang disebut Pavement Load Rating (PLR) yang sudah dipakai sejak tahun 70an biarpun akhirnya sistem ini bersanding dengan PCN dari ICAO yang merupakan satu-satunya badan penerbangan dari PBB.

Sistem PCN (Pavement Classification Number) digunakan bersama-sama dengan ACN (Aircraft Classification Number). PCN adalah nilai untuk permukaan landasannya atau apron dan taxiway sedangkan ACN adalah nilai yang dimiliki oleh sebuah pesawat tertentu dengan konfigurasi tertentu pula.

Sistem ACN/PCN ini berlaku untuk pesawat dengan All-up Mass lebih dari 12500 lbs atau 5700 kg.

Aturannya cukup sederhana, pesawat yang boleh melewati sebuah pavement harus memiliki nilai ACN yang lebih kecil atau sama dengan PCN.

Sedangkan untuk permukaan pavement yang hanya bisa dipakai oleh pesawat dengan berat kurang dari 12500 lbs/5700 kg maka bentuknya adalah hanya:

  1. Maximum allowable aircraft mass, dan
  2. Maximum allowable tire pressure.

Contoh: Sebuah permukaan mempunyai maksimum untuk 4000kg (8800lbs)/0.50MPa (73psi)

Kalau nilai PCN diukur dan ditentukan oleh otoritas bandar udara yang bersangkutan, maka ACN dikeluarkan oleh ICAO atau pabrik pesawat. PCN sendiri digunakan untuk menentukan nilai kekuatan permukaan/pavement aspal atau beton, tapi tidak dipakai untuk landasan atau apron dengan:

  1. permukaan tanah,
  2. berumput, atau
  3. batu.

------------------------------------------- 

Kode PCN

Kode PCN terdiri dari 5 kode.

1. Kode pertama adalah angka nilai yang ditetapkan untuk kekuatan pavement.

2. Kode kedua adalah tipe pavement

  • R — Rigid: Padat/keras
  • F — Flexible: Fleksibel

3. Kode ketiga adalah kekuatan lapisan di bawah pavement (subgrade)

  • A — High
  • B — Medium
  • C — Low
  • D — Ultra-low

4. Kode keempat adalah maksimum tekanan ban pesawat yang bisa diterima oleh pavement

  • W— High, no pressure limit
  • X — Medium, limited to 1.50MPa (218psi)
  • Y — Low, limited to 1.0MPa (145psi)
  • Z — Very low, limited to 0.50MPa (73psi)

5. Kode kelima adalah cara penghitungan nilai PCN apakah dengan cara teknikal (perhitungan teknis) ataupun dengan pemakaian dengan pesawat (usage).

  • T — Technical evaluation
  • U — Using aircraft experience

Contoh 1:

PCN 80/R/B/W/T

Maka PCN di  sebuah permukaan pavement di bandar udara tersebut adalah 80 dengan rigid pavement, lapisan dibawahnya adalah medium strength subgrade, tidak ada batasan pada tekanan ban pesawat, dan angka 80 ditentukan dengan evaluasi teknikal.
 

Contoh 2:

Landasan 07L/25R Bandar udara Soekarno Hatta pada waktu artikel ini ditulis mempunyai PCN 120/R/D/W/T, Maka penjelasannya:

Maka PCN di landasan 07L/25R Bandar udara Soekarno Hatta adalah 120 dengan rigid pavement, lapisan dibawahnya adalah ultra low strength subgrade, tidak ada batasan pada tekanan ban pesawat, dan angka 120 ditentukan dengan evaluasi teknikal.
PCN Number :120
Type of Pavement :RIGID
Pavement Subgrade Category :ULTRA LOW
Maximum Tire Pressure Authorized for Pavement :HIGH, NO LIMIT
Pavement Evaluation Method :TECHNICAL EVALUATION

Website yang dapat memberi nilai PCN di antaranya adalah: http://www.the-airport-guide.com/ dan http://www.worldaerodata.com, anda tinggal memasukkan kode untuk bandar udara yang anda inginkan misalnya WIII untuk Soekarno-Hatta.

-------------------------------------------- 

 Kode ACN

Kalau PCN adalah nilai kekuatan pavement maka ACN (Aircraft Classification Number) adalah nilai yang menyatakan efek relatif sebuah pesawat pada sebuah permukaan yang memiliki kategori subgrade yang baku. Untuk mendapatkan nilai ACN maka kita harus mempunyai tabel ACN yang dikeluarkan oleh ICAO atau dikeluarkan oleh pabrik pesawatnya.

Tabel ACN yang tidak resmi dan dapat dipakai untuk belajar dapat anda download dari website ini:

http://www.tc.gc.ca/CivilAviation/International/Technical/Pavement/Downloads/ACN_Table_e.pdf,

mohon gunakan dokumen terbaru yang resmi dikeluarkan oleh otoritas yang bersangkutan untuk menghitung ACN/PCN.

--------------------------------------------- 

Overloading

Overloading bisa dilakukan hanya jika diperbolehkan oleh otoritas bandar udara. Biasanya overloading hanya diperbolehkan sekali-sekali dalam keadaan terpaksa dan dengan nilai overloading yang sedikit, untuk:

  1. flexible pavements, oleh pesawat dengan ACN tidak melebihi 10% di atas PCN;
  2. rigid or composite pavements oleh pesawat dengan ACN tidak melebihi 5% di atas PCN;
  3. 5% untuk unknown pavement.

Pada waktu melakukan overloading ini, otoritas bandar udara harus diberi tahu.

-------------------------------------------------  

Contoh penggunaan tabel ACN

Aircraft type
All Up Mass
 
(Max Apron Mass)
 
( Empty Mass)
Standard
Aircraft
tyre pressure
ACN relative to
Rigid pavements subgrades
Flexible pavements subgrades
A
High
K=150 NM/m3
B
Medium
K=80 NM/m3
C
Low
K=40 NM/m3
D
Ultralow
K=20 NM/m3
A
High CBR=15%
B
Medium
CBR=10%
C
Low
CBR=6%
 
D
Very low
CBR=3%

Airbus A320-200

73900 kg

45000 kg

200 psi

44

24

46

26

48

27

50

29

39

22

40

22

44

24

50

28

Airbus A320-200

73900 kg

45000 kg 

 149 psi

 40

22

43

24 

 45

25

48

27 

37

21 

39

22 

44

24 

50

28 

B737-200

45722 kg

25941 kg

138 psi 

23

12

25

13

27

14

28

15

21

11

22

12

25

13

30

15

B737-200 

52616 kg

27293 kg

160 psi

29

13

30

14

32

15

34

16

26

12

27

13

31

14

35

15

B737-200

52616 kg

27293 kg

 91 psi

24

11

26

12

29

13

31

14

21

10

26

11

29

13

34

15

B737-900 

79243 kg

42901 kg

204 psi

49

24

52

25

54

27

56

28

43

21

45

22

50

23

55

27

B747-400 

379200kg

174850

200 psi

53

18

62

19

74

22

85

26

58

19

64

20

80

23

102

29

B777-200LR

341100 kg

145150 kg 

 218 psi

 64

23

 82

24

 105

28

 127

35

 61

19

 69

21

 87

24

 117

32

 DC10-10

196406 kg

108940 kg 

 186 psi

 45

23

52

25 

63

28 

73

33 

52

26 

57

27 

68

30 

93

38 

Ket: tabel di atas tidaklah lengkap, hanya berisi data yang diperlukan untuk contoh soal. 

Contoh 1:

Cari ACN dari sebuah pesawat Boeing B777-200LR dengan massa 341100 kg pada sebuah rigid pavement dengan medium strength subgrade (K=80MN/m3). Tekanan udara adalah 1.50 MPa/218 psi.

  • Jawab: ACN = 82

Contoh 2:

Bisakah pesawat-pesawat di bawah ini mendarat di sebuah bandar udara dengan PCN 80 Rigid Pavements, K=80 NM/m3?

Pesawat

Berat

Tekanan udara roda

A320-200

73900 kg

149 psi

B747–400

395986 kg

200 psi

B737-900

79100 kg

204 psi

B737-200

52000 kg

160 psi

  •  Jawab:

Pesawat

ACN

Jawab

A320-200

46

Bisa

B747–400

72

Bisa

B737-900

52

Bisa

B737-200

30

Bisa

 

Contoh 3:

Cari ACN dari sebuah DC10-10 dengan massa 157400 kg pada sebuah flexible pavement, pada medium strength subgrade (CBR-10%). Tekanan udara roda adalah 1.28 MPa/186 psi.

ACN =   ACNmax   - (MAX Take Off Mass -Actual Mass)   x (ACNmax -  ACNempty) 
      (MAX Take Off Mass -Empty Mass)

 =

57        -  

(196406-157400) x (57-27) 
    (196406-108940) 

 =

 57        - (0,4) x (30) 

 =

45   

DEFINISI

ACN (Aircraft Classification Number) — A number expressing the relative effect of an aircraft on a pavement for a specified standard subgrade category.
CBR (California Bearing Ratio) — The bearing ratio of soil determined by comparing the penetration load of the soil to that of a standard material. The method covers evaluation of the relative quality of subgrade soils but is applicable to sub-base and some base course materials.
K — Westergaard’s modulus of subgrade reaction in MN/m3.
MN/m3 (Mega Newtons per cubic meter) — A measure of force in millions of Newtons per cubic meter.
MPa (Mega Pascals) — A measure of pressure or stress in millions of Pascals.
N (Newton) —The force which, when applied to a body having a mass of 1 kilogram gives it an acceleration of 1 meter per second squared.
Pa (Pascal) — The pressure of stress of 1 Newton per square meter.
PCN (Pavement Classification Number) — A number expressing the bearing strength of a pavement for unrestricted operations.