Ketersediaan pesawat dan instruktur menjadi daya tarik utama selain hargaBaru saja beberapa hari lalu, seorang perwakilan dari sebuah Flying School di Malaysia menghubungi kami untuk mendapatkan informasi bagaimana membuka Flying School di Indonesia.

Sekolah penerbang di negara jiran tersebut, memiliki 270 siswa dan 20 orang di antaranya adalah orang Indonesia, dan memiliki 30 buah pesawat latih.

Dan minggu ini, saya bertugas terbang ke Cebu di Filipina, yang juga memiliki beberapa Flight School. Saya mencoba mengunjungi salah salah satu Flight School yang memiliki juga sekitar 20 orang Indonesia di antara sekitar 100 orang siswanya.

Selain mengadakan flying school, sekolah ini juga menyediakan pesawatnya untuk turis dan transportasi antar pulau. Sekolah ini mengoperasikan total 35 pesawat dan 20 buah di antaranya digunakan untuk training.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah, beberapa siswanya adalah pindahan siswa dari Flying School di Indonesia yang sudah bosan menunggu giliran terbang dan menghabiskan uang yang lebih banyak jika memutuskan untuk tinggal di sekolah yang sama di dalam negeri.

Sangat disayangkan dalam hal ini pihak penyelenggara sekolah penerbangan dan pihak terkait dalam penerbangan di Indonesia tidak cukup peka untuk menyadari bahwa potensi sebuah Flight School di Indonesia adalah cukup besar. Terbukti dengan perginya siswa dari sekolah dalam negeri, susahnya informasi masuk sekolah penerbangan di Indonesia dan tidak adanya sekolah baru karena konon susah untuk mendapatkan perijinan dan lokasi sekolah.

Seorang pemilik sekolah di luar negeri yang dihubungi ilmuterbang.com mengatakan keengganannya untuk membuka sekolah di Indonesia karena birokrasi yang rumit dan susahnya mendapatkan Avgas (bahan bakar pesawat).


Jika misalnya ada sekitar 10 sekolah di luar negeri yang menjadi tujuan tempat belajar bagi calon penerbang Indonesia, dan kami mengambil asumsi ada 15 orang di setiap sekolah tersebut, maka ada 150 calon penerbang yang sedang bersekolah di luar negeri.

Angka ini cukup besar mengingat biaya yang dibutuhkan berkisar antara 35 ribu USD sampai 50 ribu USD. Bayangkan devisa negara yang tersedot ke luar negeri karena kurangnya sekolah penerbang di tanah air. 

Akomodasi siswaBiaya sekolah

Biaya sekolah yang mahal adalah salah satu alasan utama keengganan calon penerbang untuk memilih Flying School di Indonesia. Sebuah sekolah yang bermarkas di Lanud Halim Perdana Kusumah, konon memungut biaya sekitar 52 ribu sampai 57 ribu US dollar untuk bisa menyelesaikan sekolahnya. Sedangkan sekolah yang kami kunjungi di Cebu mematok harga 32.400 US dollar, dengan tambahan USD 285/ bulan untuk akomodasi.

Akomodasi yang ditawarkan cukup bagus, sebuah bungalow milik sebuah hotel yang berisi 3 kamar dipakai untuk 8 orang siswa. Kamar utama yang besar diisi 4 orang siswa dan 2 kamar sisanya masing-masing diisi oleh dua orang siswa.

Calon penerbang harus berhati-hati dengan biaya yang ditawarkan oleh sekolah penerbangan. Beberapa saat lalu, kami mendapat rincian biaya sebuah sekolah penerbang di Philipine  di kota yang bersebelahan dengan kota Cebu. Perwakilannya di Indonesia mematok harga USD 62500. Sebuah angka yang fantastis untuk sekolah di Phillipine, sementara fasilitas yang ditawarkan tidak berbeda.

Berikut adalah biaya yang ditawarkan salah satu sekolah tersebut dengan harga yang masuk akal:

 

Paket CPL

169 Jam terbang pesawat Cessna 152

per jam USD 95 = USD 16055

31 jam pesawat single: Cessna 172

per jam USD 145 = USD 4495

15 jam pesawat multi engine: Piper Seneca

per jam USD 360 = USD 5250

20 jam Flight Training Devices/simulator sederhana ( USD 50 / jam)

USD 1000

Flight Briefing

USD 600

Ground School

USD 600

Buku, seragam, alat sekolah

USD 1400

Lain-lain

USD 3000

Total

USD 32400

Biaya lain-lain adalah biaya ujian, antar jemput dari akomodasi ke sekolah dan lain-lain.

Biaya di atas adalah berdasarkan terbang 169 jam dengan Cessna 152. Kenyataannya jumlah pesawat Cessna 152 yang dimiliki sekolah ini tidaklah banyak.Jadi anda harus mengantri untuk bisa terbang dengan pesawat ini.

Jika ingin sekolah anda berjalan lebih lancar maka anda harus menggunakan Cessna 172 yang sedikit lebih mahal. Total 200 jam hanya dengan menggunakan Cessna 172 akan menjadi sekitar USD 41 ribu.

catatan: Semua biaya dan fasilitas yang tertulis di atas adalah data yang kami dapat pada tahun 2009 dengan kondisi yang ada. Silahkan hubungi sekolah yang anda minati untuk mendapatkan harga dan kondisi yang berlaku pada saat ini.

Cerita sehari terbang dengan siswa penerbang yang kami lakukan di sekolah di atas dapat anda baca di:Keliling Dunia: Cebu, mengunjungi Flying School

Artikel yang membahas pertimbangan untuk memilih sekolah penerbang dapat anda baca di: Panduan memilih sekolah penerbang