Berikut ini pertanyaan dari seorang anggota grup facebook ilmuterbang.com.

"Saya tidak habis pikir, kenapa untuk keselamatan penumpang pesawat yang disediakan adalah pelampung bukannya parasut. Padahal kalau ada kecelakaan tidak selalu nyemplung ke laut, bisa saja nyungsep di sawah?"

Juga pertanyaan ini:

"Kenapa ya di setiap pesawat tidak ada parasut? Padahal kan itu sangat berguna untuk keadaan yang sangat darurat, apa mungkin harga parasut terlalu mahal ? Misalnya kalau pesawatnya terbakar di udara, dan tidak sempat melakukan pendaratan darurat, pasti kan parasut sangat berguna buat terjun keluar dari pesawat ?"

Wisnu Wijayanto:

Ini untuk pesawat apa? Pesawat dengan penumpang?

Parasut tidak banyak berguna.
Lompat keluar dgn parasut banyak parameter yang harus dipenuhi, penerjun saja pakai sekolah dulu.
Kecepatan pesawat harus pelan, bagaimana cabin decompression, bagaimana exit nya..
Apalagi kalo penumpang ratusan, bagaimana pilot yang udah sibuk dengan emergency mesti mikirin yang kayak gitu lagi?

Belum lagi pas pada loncat perubahan CG nggak karu²an.
Percaya deh, ngasih orang loncat dengan pesawat normal aja susahnya minta ampun..

Yohanes Partogi:
oh jadi pakai parasut harus sekolah dulu ya ?
ga bisa sembarangan pakai dan terjun ?

Wisnu Wijayanto:

Ya tetap harus ada semacam pengenalan. Orang-orang yang suka lompat dari belakang kursi saya sih pada belajar dulu, dan sepengetahuan saya nggak gampang. Belum lagi faktor² yang sudah saya sebutkan di atas tadi.

Sigit Agung Priasmoyo:
Haha.. Sekolah dulu, salah satunya ada di bandung . Harganya +/- 10jeti ampe dapet sertifikat.
Teknik penerjunan emang ga gampang, banyak yg mesti di lihat seperti kata om wisnu.
CG gak karuan, << tepat sekalee..
Pernah ngerasain lompat dari heli. Selesai latihan, kena marah pilotnya karna turunnya kacau dan ga seimbang. Hihi

Fadjar Nugroho:
Kebayang gak sih kalau dikasi parasut dan bisa loncat, kalau terbangnya lewat severe turbulence, pas pilotnya liat kebelakang udah kosong, penumpangnya udah pada lompat semua... hahaha.... .
trus setelah penumpangnya mendarat, pada sms ke keluarganya minta dijemput, ada yang minta dijemput di laut jawa, gunung merapi, kandang nangka dll..

Wisnu Wijayanto
:))
Mau rancang mass-ejection-seat?
Abis itu submit ke martin baker.


Imam Prasetyo:
Kalau pesawat wide body dengan full seat, gak kebayang ngantri mau terjunnya bagaimana

Fadjar Nugroho:
gak usah ngantri, waktu pintunya kebuka waktu cruise aja semuanya udah pada kesedot keluar... hehe..


Tuanku Ihsan Munawar kalau pintu terbuka sampai tekanan udara di dalam dan di luar udah sama, apakah masih kesedot om? (faktor speed?)

Fadjar Nugroho: wah kalo itu kita tanya F. Adhika Pradipta Lie. Kalo dari cerita Aloha 243, ada beberapa crew yang masih berdiri, 1 yang kesedot.
http://www.aloha.net/~icarus/

Tilim Tjuatja:
Kalo mau diterapkan, pastinya dari pintu belakang semua, kalo dari depan siap" jadi serpihan terkena engine. Ketinggian pesawat juga harus dilihat. Lumayan terjun dari 38000 ft. kalo diminta dibuka di 10000 ft tapi dari 38000ft sudah dibuka, wow siap" tahan napas dan mati beku. hahaha. just kidding regarding this question.

(redaksi: suhu di 38000 kaki bisa mencapai -57°C

Adhika Lie:
Kalo nggak bergerak, tekanan udara di dalem = tekanan di dalem, nggak kesedot. Tapi, pesawat bergerak dengan kecepatan 300 knots, kalo ketiup angin nya, bablas juga.

Yohanes Partogi:
ngomong-ngomong 'CG' itu apa ya ??
hhe .,.

Fadjar Nugroho:
cg= center of gravity. Titik konsentrasi berat pesawat.
Sederhananya titik keseimbangan pesawat.
Titik ini bisa berpindah dengan berpindahnya muatan/bahan bakar pesawat.Misalnya kalau ada pesawat sedang terbang lalu semua penumpangnya pindah ke belakang, pesawatnya akan mendongak, dan pilot harus menindaklanjuti agar pesawat lurus kembali.

Sigit Agung Priasmoyo:
1. Tidak semua penumpang bisa mengoperasikan parasut.
2. Bisa terjadi kepanikan dan saling berebut untuk terjun yg berakibat kesalahan fatal.
3. Terjun secara masal, tanpa tahu tekniknya, berresiko saling tabrakan antar satu dan lainnya.
4. Penerjunan otomatis harus dibawah 12500 kaki, suapaya bisa bernafas dengan normal, apakah sempat melakukan penerjunan pada ketinggian segitu, bayangkan klo pesawatnya A380 yg bisa memuat 700an penumpang.
5. Biayanya mahal

Dimitri Sandikovsky:
Bukannya parachuting itu butuh certificate? jadi tiap orang ga sembarangan bisa parachuting.

Ibnu Ridla:
Kalau sudah kepalang celaka disuruh milih jelas pilih jatuh bawa parasut daripada jatuh gak bawa apa2 meski gak punya sertifikat.

Fadjar Nugroho:
mas Ibnu , biar bawa parasut, pintu pesawat tidak bisa dibuka pada waktu terbang, kecuali yang punya pintu di belakang. Jadi percuma aja bawa parasut tapi gak bisa keluar pesawat.
Kalau pelampung dipakai kalau pesawatnya mendarat di air, berhenti dulu baru buka pintu.