A safe flight begins and ends on the ground 

By definition a runway incursion is "any occurence in the airport runway environment involving an aircraft, vehicle, person, or object on the ground that creates a collision hazard or result in a loss of required separation with an aircraft taking off, intending to take off, landing or intending to land."

 Jadi apapun yang memasuki landasan termasuk pesawat, kendaraan, orang atau benda apapun yang membuat ancaman untuk terjadi kecelakaan atau mengganggu jarak yang dibutuhkan pesawat untuk lepas landas atau mendarat dapat disebut runway incursion.

Image

Banyak insiden yang melibatkan runway incursion. 

Ada 3 kejadian yang dapat di kategorikan sebagai runway incursion.

  1. Operasional, contohnya sebuah pesawat mendapat clearance untuk take off sementara sebuah pesawat lain mendapat clearance untuk mendarat di runway yang berdekatan.
  2. Kendaraan/penyeberang, sebuah truk menyeberang landasan tanpa sepengetahuan ground control.
  3. Kesalahan pilot, contohnya pesawat menyeberang landasan tanpa clearance.


Hal di atas terdengar sangat sepele, tapi akibatnya dapat fatal, seperti yang terjadi di Tenerife pada tahun 1977 dimana 2 pesawat Boeing 747 bertabrakan di landasan dan menewaskan 583 orang.

Data statistik menunjukkan bahwa 58 persen dari runway incursion disebabkan oleh pilot, sementara kategori operasional dan penyeberangan  oleh kendaraan masing-masing 'hanya'' 22 persen (data dari training online runway safety).

Faktor-faktor pendukung terjadinya runway incursion oleh pilot antara lain:

  1. Jarak pandang yang rendah (Low visibility), karena kabut, asap dll.
  2. Malam hari
  3. Tidak familiar dengan bandara.
  4. Layout bandara yang rumit.
  5. Gangguan di kokpit.

Bagaimana menghindari faktor di atas?

  1. Situasional awareness. Paham terhadap apa yang terjadi di sekitar. Mengetahui di mana kita berada, kemana kita akan bergerak dan lalu lintas di sekitar kita. Pemahaman terhadap rambu-rambu dan warna juga penting.
  2. Menggunakan airport diagram, meskipun kita berada di bandara yang cukup familiar. Siapkan rute taxi yang mungkin diberikan oleh ground/tower control.
  3. Mental map. Waktu mulai bergerak untuk taxi, membangun mental map untuk mengetahui posisi pesawat atau kendaraan lain.Hal ini juga berlaku pada waktu sebelum mendarat. Gunakan airport diagram (chart) pada waktu approach briefing, untuk mendapatkan ide kemana jalur yang dilalui setelah mendarat.
  4. Yakinkan bahwa runway kosong biarpun telah mendapat 'clear to land'/'clear for take off'
  5. Gunakan lampu yang tersedia agar terlihat oleh pesawat atau kendaraan lain (sesuaikan dengan kebijakan perusahaan masing2).
  6. Hindari pembicaraan 'casual'yang tidak penting dalam kokpit. Untuk penerbangan komersial dikenal dengan 'sterile cockpit policy', dimana tidak ada pembicaraan selain standard call out di bawah 10000 feet.
  7. Jangan ragu atau malu untuk meminta clearance untuk diulang.