Beberapa hasil menggembirakan yang diraih oleh Sustainable Alternative Biofuels Research Project (Proyek Penelitian Biofuel Alternatif Yang Berkelanjutan) dari Universitas Qatar telah menuai pujian dari Presiden Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), Roberto Kobeh González. Kobeh mengunjungi fasilitas penelitian tersebut sebagai bagian dari jadwal kunjungan selama United Nations Climate Change Conference (COP-18)/ Konferensi Perubahan Iklim-Perserikatan Bangsa di Doha-Qatar Desember 2012, di mana ia menyampaikan hal terbaru pada kemajuan ICAO pada beberapa bidang mitigasi perubahan iklim, termasuk bahan bakar alternatif.

"Kami benar-benar bangga proyek ini sebagai contoh dari solusi berbagai biofuel yang dapat diterapkan di daerah-daerah lain di seluruh dunia," tegas Kobeh. "Proyek di Qatar ini adalah layak untuk mendapat perhatian karena didukung dan memanfaatkan sumber daya alam sekitar yang tidak tergantung pada lahan pertanian yang di gunakan untuk menghasilkan makanan yang di konsumsi manusia". Sebuah tim penelitian laboratorium di Universitas Qatar awalnya memproduksi biofuel dari organisme yang melimpah di perairan negara yang banyak mengandung garam tersebut. Percobaan akhirnya ditingkatkan ke tangki luar ruangan (Outdoor Tank) dan saat ini sedang dirancang untuk di-upgrade ke 25000 tambak penelitian khusus. Jika berhasil, usaha akan lebih diperluas ke pabrik percontohan (sebelum di komersialisasi) dengan kapasitas 1,5 juta liter. Dalam sambutannya pada pembukaan Konferensi Perubahan Iklim Doha, Kobeh menekankan bahwa bahan bakar alternatif merupakan bagian penting dari strategi ICAO sebagai negara anggota yang berusaha untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan mewujudkan masa depan yang berkelanjutan untuk penerbangan sipil internasional.

 
Memfasilitasi ketersediaan bahan bakar tersebut dengan harga yang kompetitif dan dalam jumlah yang cukup adalah tantangan berikutnya, yang mana saat ini para ahli ICAO sedang mengembangkan kebijakan global. "Selain mengupayakan langkah alternatif dan biofuel, ICAO dan sektor penerbangan terus menerus melakukan langkah-langkah mitigasi pada emisi yang meliputi peningkatan standard dan teknologi pesawat, operasi yang lebih efisien, standar baru sertifikasi C02 pesawat terbang dan rencana lainnya.
 
Biofuel: adalah bahan bakar baik padat, cair ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanamanatau secara tidak langsung dari limbahindustry komersial, domestik atau pertanian. Biofuel secara luas dianggap oleh industri penerbangan untuk menjadi salah satu sarana utama di mana industri ini dapat mengurangi kandungan karbon. Setelah di teliti bertahun-tahun secara teknis dari pembuat pesawat, produsen mesin dan perusahaan-perusahaan minyak, biofuel akhirnya disetujui untuk penggunaan komersial pada bulan Juli 2011. Sejak itu, beberapa maskapai penerbangan telah bereksperimen dengan menggunakan biofuel pada penerbangan komersial. Fokus industri ini adalah pada biofuel berkelanjutan generasi kedua yang yang tidak bersaing dengan pangsa makanan yang di konsumsi manusia. Saat ini penerbangan menyumbangkan 2% dari emisi global, namun diperkirakan akan tumbuh menjadi 3% pada tahun 2050. Sementara solar, listrik dan pesawat propelled hidrogen yang sedang diteliti, tidak akan siap dalam waktu dekat karena kebutuhan penerbangan untuk high power-to-weight ratio dan infrastruktur global.

International Air Transport Association (IATA) mendukung penelitian dan pengembangan bahan bakar alternatif ini. Hal ini untuk mendukung tujuan dari  industri penerbangan yang mencapai kandungan karbon yang netral pada tahun 2020.
Sekelompok maskapai penerbangan bahkan telah membentuk Sustainable Aviation Fuel Users Group (Kelompok Pengguna Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan-SAFUG). Kelompok ini dibentuk pada tahun 2008 bekerjasama dengan dukungan dari LSM seperti Natural Resources Defense Council dan The Roundtable Sustainable Biofuels (RSB). Maskapai anggota mewakili lebih dari 15% dari industri, dan semua CEO anggota telah menandatangani perjanjian untuk bekerja sama pada pengembangan dan penggunaan biofuel berkelanjutan untuk penerbangan. 
 
Boeing bergabung dengan lainnya yang berhubungan dengan penerbangan anggota di Organisasi Biomassa Algal (ABO). Jet Fuel (Avtur) sebagian besar  terdiri dari campuran hidrokarbon yang berbeda beda kandungannya. Kisaran ukurannya (berat molekul atau nomor karbon) dibatasi oleh persyaratan bagi produk, misalnya, titik beku atau titik asap. Bahan bakar jet terkadang diklasifikasikan sebagai minyak tanah atau naphtha. Bahan bakar jenis minyak tanah ini termasuk juga Jet A, Jet A-1, JP-5 dan JP-8. Sedangkan bahan bakar jet jenis Naphtha, sering disebut sebagai "wide-cut" , termasuk Jet B dan JP-4.
 
Sejak tahun 2008, sejumlah besar penerbangan uji telah dilakukan, dan sejak persetujuan ASTM pada bulan Juli 2011,  penerbangan komersial dengan beberapa penumpang juga terjadi.

Demonstration flights

Tanggal

Operator

Pesawat

Jenis Biofuel

Keterangan

Feb 2008

Virgin Atlantic

Boeing 747

Coconut and Babassu(Jenis Tumbuhan)

Pertama kali biofuel di pakai pada test flight  London and Amsterdam, menggunakan 20% campuran dari biofuels pada salah satu mesinnya

Dec 2008

Air New Zealand

Boeing 747

Jatropha(Jenis Tumbuhan)

30 December 2008, 2 jam test flight yang sukses menggunakan 50-50 campuran biofuel dengan Jet A-1 pada salah satu engine Rolls Royce RB-211 di 747-400 ZK-NBS, Tidak di temukan efek pada engine setelah pembongkaran komponen mesin

.

Jan 2009

Continental Airlines

Boeing 737

Algae (Ganggang)

dan Jatropha

Continental Airlines mengadakan penerbangan pertama berbahan bakar ganggang. Penerbangan dari Houston George Bush Intercontinental Airport mengelilingi Teluk Meksiko pada 38.000 kaki (12.000 m), termasuk shutdown engine pd pertengahan penerbangan. Drop-in bahan bakar telah di uji yang berarti bahwa tidak ada modifikasi mesin yang diperlukan. Bahan bakar alternative ini memiliki titik nyala rendah dan titik beku cukup rendah.

Jan 2009

Japan Airlines

Boeing 747

Camelina, jatropha and algae

Japan Airlines melakukan uji coba selama 1,5 jam pada salah satu engine dg campuran 50/50 antara Jet-A and biofuel terbuat dari tanaman Camelina, Jatropha dan algae

Apr 2010

US Navy

F/A-18

Camelina

Angkatan Laut Amerika menguji campuran biofuel pada F/A-18 Super Hornet alias "Green Hornet". Hasil dari tes tersebut menunjukkan pesawat menunjukkan  kemampuan seperti yang diharapkan tanpa degradasi

Mar 2010

US Air Force

A-10

Minyak Goreng Bekas

Pada tanggal 25 Maret 2010, Angkatan Udara Amerika Serikat melakukan penerbangan pertama dengan campuran biofuel pada semua mesin. 50/50 dari JP-8 dan Camelina berbasis bahan bakar

Jun 2010

EADS

Diamond D42

Algae

Air show in Berlin in June 2010.

Nov 2010

US Navy

MH-60S Seahawk

Camelina

Diterbangkan pada  18 November 2010  dengan campuran 50/50 biofuel di Patuxent River

Nov 2010

TAM

Airbus 320

Jatropha

Campuran 50⁄50 biofuel dan Jet A1 conventional and jatropha oil.

Jun 2011

Boeing

Boeing 747-8F

Camelina

Boeing model terbaru 747-8F ke Paris Air Show dengan semua empat mesin membakar campuran 15% biofuel dari camelina

June 2011

Honeywell

Gulfstream G450

Camelina

Penerbangan pertama menggunakan campuran 50/50 dari camelina berbasis biofuel dan minyak bumi berbasis bahan bakar

Aug 2011

US Navy

T-45

Camelina

Pesawat latih T-45 menggunakan biofuel di Naval Air Station (NAS) di Patuxent River, Maryland dengan campuran bahan bakar biofuel JP-5 jet 50/50 berbasis minyak bumi dan nabati camelina

Sep 2011

US Navy

AV-8B

Camelina

Naval Air Warfare Center,  China Lake melakukan uji bio-fuel  di AV-8B Harrier dari Uji Air dan Evaluasi Skuadron 31

Oct 2011

Air China

Boeing 747-400

Jatropha

 

Air China terbang pertama kali menggunakan biofuel  dari minyak jatropha dari PetroChina.

November 2011

Continental Airlines

Boeing 737-800

Algae

United / Continental terbang dengan biofuel dari ganggang.  BBM ini sebagian berasal dari ganggang rekayasa genetika yang memakan limbah pabrik dan memproduksi minyak.

November 2011

Alaska Airlines

Boeing 737 and Bombardier Q400

Algae

Alaska Airlines dan sister company, Air Horizon, mengkonversi 75 penerbangan menggunakan  campuran bahan bakar minyak tanah 80% dan 20% biofuel yang berasal dari minyak goreng bekas. Biofuel ini dibuat oleh Bahan Bakar Dinamis, perusahaan patungan dari Tyson Foods dan Syntroleum Corp [

Jan 2012

Etihad Airways

Boeing 777-300ER

Minyak Goreng Nabati

Etihad Airways melakukan penerbangan biofuel dari Abu Dhabi ke Seattle menggunakan kombinasi Jet A1 dan bahan bakar berbasis daur ulang minyak goreng nabati

October 2012

NRC

Dassault Falcon 20

Carinata

Menggunakan 100% biofuel yang memenuhi spesifikasi minyak bumi tanpa pencampuran. Fuel diproduksi oleh Applied Research Associates (ARA) dan Chevron Lummus Global (CLG) dari minyak carinata disediakan oleh Agrisoma Biosciences

Commercial flights

Date

Operator

Equipment

Biofuel

Notes

Jun 2011

KLM

Boeing 737-800

Minyak goreng bekas

Penerbangan komersial KLM menggunakan biofuel  pertama di dunia, yang membawa 171 penumpang dari Amsterdam ke Paris

Jul 2011

Lufthansa

Airbus A321

Jatropha, camelina dan lemak hewan

Penerbangan komersial pertama dengan J biofuel  di Jerman

Jul 2011

Finnair

Airbus A319

Minyak goreng bekas

Terbang antara Amsterdam dan Helsinki dengan campuran 50 persen biofuel yang berasal dari minyak jelantah dan 50 persen bahan bakar jet konvensional

Jul 2011

Interjet

Airbus A320

Jatropha

Penerbangan ini menggunakan  jatropha 27% antara Mexico City dan Tuxtla Gutierrez

Aug 2011

AeroMexico

Boeing 777-200

Jatropha

Penerbangan komersial antara Mexico City ke Madrid.

Oct 2011

Thomson Airways

Boeing 757-200

Minyak goreng bekas

Penerbangan komersial antara Birmingham Airport pada salah satu engine memakai biofuel dari minyak jelantah di produksi oleh SkyNRG.

November 2011

Continental Airlines

Boeing 737-800

Algae

Penerbangan biofuel dari  bahan ganggang, yang dipasok oleh Solazyme