Ab initio -adv.
From the beginning.
(http://www.thefreedictionary.com)

Sebagai seorang penerbang Cessna 172 yang baru mendapatkan CPL di tahun 2010 saya mendapat kesempatan untuk dapat menjalani pelatihan menerbangkan pesawat yang membutuhkan kerja sama dari 2 penerbang dalam setiap operasi normalnya. Hal ini membuat saya ingin membagikan apa yang mungkin bisa menjadi pembelajaran. Pembelajaran untuk mereka yang berkeinginan untuk bekerja di perusahaan yang menggunakan pesawat 'Multi Crew Cockpit'.

Saat-saat menjadi siswa penerbang Single Pilot, instruktur mendidik saya untuk bisa menjadi mandiri. Melakukan semua urusan cockpit seorang diri, saat sedang berada di dalam pesawat.

Namun, karena secara umum tingkat kerumitan pengoperasian pesawat Multi Crew lebih rumit, maka cara pandang seperti itu harus saya ubah saat saya akan menerbangkan pesawat yang membutuhkan 2 penerbang dalam operasi normalnya.

--------------------------------------------------

Mengenai pembagian tugas Multi Crew Cockpit di: http://ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/teori-penerbangan-mainmenu-68/41-pengetahuan-umum-penerbangan/579-pembagian-tugas-penerbang

--------------------------------------------------

Ibarat satu tim yang memiliki anggota-anggota yang sadar akan tugasnya masing-masing dan melatih dirinya untuk kebaikan tim, maka hasil yang dicapai akan optimal. Jika tidak, maka yang satu harus meninggalkan kewajibannya untuk melakukan tugas anggota lain yang masih tertinggal. Contoh itu, mungkin dapat dijadikan gambaran seperti apa tugas Multi Crew Cockpit.

Seperti contoh, sebagai calon penerbang Boeing 737 CL, saya dapat menemukan pembagian tugas di Flight Crew Operations Manual (FCOM), Quick Reference Handbook (QRH), dan Company Procedure.

Cara belajar saya sekarang harus diubah sejak memasuki pelatihan di tempat saya bekerja sekarang. Tidak hanya di tempat kerja saya, di tempat lain saya yakin juga demikian. Tidak ada lagi pengetahuan yang didapat hanya berasal dari "Kata Captain ini ... "," Kata Captain itu ...", tanpa ada dasar yang jelas dari buku resmi. Alangkah baiknya jika di Flying School sudah mendapat budaya belajar dan mengajar seperti ini. Hal-hal yang tidak bersifat pasti sudah bisa diputuskan rantai-nya sejak dini. Selain itu, pola pengajaran yang diterapkan adalah kemandirian. Karena sudah dianggap dewasa, maka saya dan teman-teman lain dipercaya untuk bisa belajar sendiri biarpun di kelas kami tetap diajarkan. Kemudian jika ada yang tidak jelas atau tidak dimengerti, maka bisa disiapkan pertanyaan-nya untuk kemudian ditanyakan saat di kelas atau kepada orang yang berkompeten.

Proses awal pendidikan yang saya dapat, dimulai dari: 

Bridging Course (Jet Intro)

Di sini saya belajar kembali tentang Meteorology, Aerodynamics, Power Plants, Performance, Human Factor, Navigation dan beberapa materi yang sudah dipelajari di Flying School sebelumnya. Namun porsinya disesuaikan dengan apa yang akan saya hadapi nanti. Seperti contoh, dimulai dari High altitude environment → mempengaruhi performa pesawat → membutuhkan pesawat yang menggunakan pressurization system → mesin yang dibutuhkan untuk dapat terus beroperasi di ketinggian yang tinggi → dan seterusnya.

Setelah menyelesaikan kelas teori, saya diberikan kesempatan sebanyak 5 sesi untuk menjalani pengenalan pesawat jet menggunakan simulator. Apa yang sebelumnya dipelajari, diperkenalkan di simulator untuk mencoba karakteristik pesawat jet. 

Mandatory Training

Ada beberapa kelas yang wajib diikuti karena ketentuan perusahaan. Seperti pelajaran tentang Windshear, Upset Recovery, keamanan penerbangan, pelatihan untuk menggunakan alat-alat darurat (Fire Extinguisher, Life raft, Life vest, dll.), dan kelas lainnya.

fire drill

 

Computer Based Training

Mempelajari system pesawat yang akan dituju menggunakan software yang sudah di-install pada komputer perusahaan. Di sini bisa dikatakan cukup sulit, berhubung masih dalam tahap mau mengenali lebih dalam system pesawat baru.

Seperti pesawat besar pada umumnya di dalamnya terdapat beberapa systems seperti electrical, pneumatics, hydraulics, navigations, emergency equipments, dan lainnya. Itu semua dibahas dalam Computer Based Training (CBT). Pelajari systems sebaik-baiknya, karena nantinya akan sangat membantu saat memasuki sesi simulator dan seterusnya. Kalau tidak, mungkin akan cukup sulit untuk mengejar ketertinggalan pelajaran sebelumnya.

Tidak banyak yang bisa diceritakan, karena yang bisa saya ceritakan adalah, datang ke kelas, menyalakan komputer, buka software CBT, dan mengikuti program yang sudah ditentukan, pulang kena macet di jalan, review sedikit di rumah kalau sempat atau masih bisa, berulang-ulang selama 6-7 Minggu. Dari pencinta pengguna komputer, sampai sempat menjadi jenuh melihat komputer saat menjalani CBT. Mungkin bisa dikatakan "Ada pengorbanan yang harus dibayar untuk menikmati sesuatu yang indah nantinya".

Simulator

Mungkin ini salah satu sesi yang banyak ditunggu-tunggu, berhubung sesi praktek yang dirasa seru dan enak. Hmm.. Enak? Tergantung. Jadwal simulator, bisa mengubah pola hidup anda. Koq bisa? Anda bisa saja mendapat jadwal simulator jam 10 malam hingga jam 4 pagi; Teman-teman anda pergi hang-out hari Sabtu Minggu, anda malah harus pergi menuntut ilmu, belum lagi  jika ada perubahan jadwal mendadak (mungkin mensimulasikan apa yang terjadi pada saat terbang yang sebenarnya). Kemudian di sesi simulator, 1 siswa akan mendapat 1 partner (Pairing) yaitu teman 1 angkatannya untuk pasangan Pilot Flying (PF) - Pilot Monitoring (PM). Maka terjadi pencampuran antara Pengetahuan system dengan Prosedur yang masing-masing siswa miliki. Meskipun salah satu akan duduk di kursi tahta tinggi (Captain's Seat), namun yang akan menjadi fokus pelatihan adalah seperti apa tugas PM saat Captain menjadi PF, kemudian ada baiknya kita mengetahui apa yang seharusnya PF lakukan dan PM lakukan. Dibutuhkan suatu kordinasi antar Crew untuk bisa bekerja sama dengan baik dan saling mendukung. 

Kondisi normal diberikan pada 1 sesi pertama saja, sisanya non-normal. Bisa saja mau menyalakan battery sudah ada yang tidak normal, sampai dengan pada saat di udara tiba-tiba ada yang tidak diinginkan terjadi. Seru kan? Saran saya untuk menghadapi sesi simulator adalah, mempersiapkan diri sedini mungkin. Mengerti sistem yang rutin akan digunakan, sebagai contoh: menyalakan battery, APU, Air Cond, lampu-lampu cockpit, dll. Setelah itu, istirahat yang cukup. Mungkin terdengar cliché, namun nanti anda bisa merasakannya sendiri. Syukur jika anda dapat waktu untuk mempersiapkan mempelajari prosedur. Bisa saja, setelah CBT selesai, anda langsung mendapatkan jadwal untuk simulator keesokan harinya. Surprise...

Syllabus untuk simulator training, sudah ditentukan mulai dari kasus yang cukup ringan, sampai dengan yang berat. Seperti contoh, mesin pesawat terlepas, mesin terbakar, kebocoran total pada 2 Hydraulics systems dari 3 yang ada, dan lainnya.

Bagaimana mungkin sekian banyak informasi harus bisa dimengerti dalam waktu yang sangat singkat, dalam hitungan bulan? Memang sulit dan mungkin saja tidak mungkin. Saya mengakui masih banyak yang harus saya pelajari dari buku-buku yang diberikan. Namun, saya memberikan porsi prioritas untuk mana yang akan saya pelajari lebih dahulu, dan mana yang saya rasa bisa untuk ditunda untuk sementara waktu, dan akan dipelajari seiring berjalannya waktu.

Contoh skala prioritas yang saya buat:

  1. Basic Airplane System,
  2. Mengerti dan hafal urutan Normal Procedures + Standard Call Outs,
  3. Hafal Limitasi pesawat dalam skala rutin (contoh: Maximum EGT during start, Minimum Oil & Hydraulics Quantity, etc.),
  4. Menghafal beberapa Memory Items untuk Emergency dari QRH.
  5. ...dll..

Anda bisa / harus mengubah skala ini tergantung dari kemampuan anda masing-masing.

--------------------------------------------------

Proses transisi untuk menjadi First Officer dan untuk menjadi Captain adalah yang tersulit.
Capt. Didik. P

 --------------------------------------------------

Kata salah satu pengajar saya. Memberikan motivasi kepada saya untuk tidak putus asa, karena tidak hanya saya yang mengalami kesulitan. Asalkan mau belajar dan berusaha, pasti bisa!

Sesi Type-Qualification dengan menggunakan simulator diakhiri dengan sebuah Check (Ujian). Di sesi ini, siswa akan dibiarkan terbang berpasangan dengan temannya, menjalankan fungsi dari Pilot Flying dengan Pilot Monitoring. Tentunya penerbangan anda tidak akan menjadi penerbangan yang menyenangkan, karena nanti akan ada masalah-masalah yang sudah disiapkan oleh penguji. Materi yang diujikan, tidak keluar dari materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya, jadi hanya seperti mengulang lagi, namun hanya saja anda akan dibiarkan menyelesaikan tugas anda sampai pesawat dapat mendarat dengan selamat di bandara yang anda pilih nantinya. Kerja sama yang baik akan sangat berperan dalam mengatasi kondisi yang tidak normal. Namun kerja sama tidak akan dapat berjalan dengan baik jika masing-masing individu tidak memperlengkapi diri dengan pengetahuan yang cukup mengenai apa yang sedang dilakukannya.

 

Instruction Flight

 

Terus jaga semangat, karena bagian yang tidak kalah seru menunggu di belakang. Touch and go menggunakan pesawat yang sesungguhnya! 

Di tahap ini anda akan diberi kesempatan untuk menerbangkan tipe pesawat yang sudah dipersiapkan. Saat-saat yang sudah saya impikan sejak lama akhirnya datang juga. Saya terbang bersama dua orang instruktur dan ketiga teman saya. Masing-masing dari kami diberikan kesempatan untuk melakukan touch and go. Berhubung dilakukan di bandara yang terkenal sibuk, maka kami terbang sekitar jam 01:00 WIBB (18:00 UTC). Atur jadwal tidur anda, sehingga anda tidak mengantuk, berhubung pada umumnya jam tersebut adalah jam tidur. Tidak terasa, pesawat saya sudah kembali ke apron dan kami menyelesaikan penerbangan tersebut. Selain istirahat yang cukup, pastikan diri anda sudah siap dengan prosedur untuk kegiatan yang akan anda lakukan. 

Route Training

Adalah pelatihan yang dijalankan supaya siswa/i mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan penerbangan rutin di maskapai penerbangan tersebut, mulai dari dijemput di tempat tinggal anda hingga kembali ke rumah. Setelah saya mendapatkan instruktur yang akan menjadi pembina saya, saya mulai mendapat jadwal untuk mulai menerbangkan pesawat dengan membawa penumpang dan terbang bersama awak kokpit senior dan awak kabin ke kota-kota yang diterbangi. Untuk saya, tanggal 19 Februari 2012 menjadi hari bersejarah untuk saya, biarpun hanya berstatus sebagai Observer (mengamati kerja awak kokpit yang aktif). Sebagai pengamat, saya menemukan banyak hal yang menarik, yang tidak saya dapatkan pada saat dalam tahap Simulator.

Jangan khawatir mengenai banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan, karena anda tidak akan langsung diberikan beban 100% sebagai seorang First Officer. Anda akan dipandu oleh pengajar anda dan juga ditemani oleh siswa senior, setahap demi setahap hingga anda siap untuk diuji. Proses ini akan terus berjalan hingga nanti anda akan menjadi penerbang senior yang akan menemani serta membantu untuk membimbing siswa yang baru menjalani Route Training. Diperlukan waktu untuk membiasakan prosedur perusahaan di mana anda bekerja.

Jika anda suka menulis, buatlah rangkuman/ catatan pribadi mengenai apa yang anda pelajari selamat pelatihan ini. Hal inipun masih terus saya lakukan hingga saat ini saya bekerja. Yang dahulu saya coba biasakan, sekarang sudah menjadi kebiasaan.

Ada banyak sekali yang ingin saya sampaikan, namun sedikit tips dari pengalaman saya, saat fase Route Training ini beban kerja anda dapat banyak berkurang jika di tahap pelatihan sebelumnya anda benar-benar mengikuti dan mencoba untuk mempelajari. Sehingga anda dapat fokus dengan mempelajari rute penerbangan dan mengenal pengendalian pesawat tersebut. Selain itu, lakukan persiapan penerbangan dengan sebaik-baiknya (Contoh: mempelajari bandara yang akan anda kunjungi, rute yang akan diterbangkan, dll). Jadi sebelum anda memulai penerbangan, anda sudah memiliki bayangan mengenai penerbangan yang akan anda lakukan. Hal ini perlu dilatih, dan saya yakin anda akan dapat melakukan ini seiring bertambahnya pengalaman anda.

Dalam tahap awal ini, anda akan memiliki banyak sekali beban kerja. Anda harus menerbangkan pesawat dan juga mempelajari silabus yang sudah dipersiapkan oleh badan pelatihan. Kembali lagi, hal yang cliché namun menurut saya dapat menentukan hasil adalah, kualitas istirahat anda.

Kemudian ditutup dengan Route Check (ujian yang dilakukan setelah menyelesaikan Route Training, sebelum dilepas untuk operasi rutin). Pada Route Check ini, saya menjalankan operasi penerbangan rutin, yang diperhatikan oleh penguji. Setelah selesai, berakhirlah masa pelatihan awal saya sebagai ab-initio. Pesan instruktur saya adalah ingat bahwa perjalanan yang sesungguhnya baru saja dimulai. Proses belajar tidak berhenti sampai selesai menjalani Route Check. Selama saya berkarir menjadi seorang penerbang, saya harus terus belajar karena masih banyak sekali yang belum didapatkan saat pelatihan sebelum-nya.

Demikian pengalaman saya, cara pembelajaran mungkin berbeda, namun tujuan kita sama. Untuk menjadi penerbang yang profesional.