Seorang anggota grup ilmuterbang.com di facebook menanyakan tentang run up. Apakah run up itu?
Kalau kita berada di bengkel sepeda motor, sering kali montir sepeda motor menyalakan mesin dan memutar gas berkali-kali untuk  memastikan mesin berjalan dengan baik. Kira-kira itulah gambaran kasar engine run up.

Secara umum ada dua jenis engine run up yang dilakukan dalam dunia penerbangan. Run up yang dilakukan oleh penerbang sebelum terbang  dan run up yang dilakukan oleh teknisi pesawat udara sebagai bagian dari kegiatan maintenance/pemeliharaan.

Untuk pesawat besar dan kompleks, run up dilakukan dengan prosedur yang cukup panjang dan perlu pelatihan untuk melakukannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan run up akan dibahas di akhir tulisan ini.

Run up sebelum terbang
Mesin piston biasanya memiliki prosedur run up sebelum terbang. Setelah menyalakan mesin dan taxi berjalan menuju landasan untuk lepas landas, sesaat sebelum memasuki landasan penerbang akan melakukan run up dengan cara menaikkan RPM dan mematikan beberapa sistem secara bergantian. Run up ini dilakukan untuk memeriksa apakah kerja sistem-sistem yang vital dalam mesin bekerja dengan baik. Sistem yang diperiksa biasanya adalah carburetor heat (pemanas karburator, pencegah icing), magneto-magneto dan nilai di indikator lainnya seperti oil temperature, oil pressure, dan CHT (Cylinder Head Temperature).
 
Run up ini diperlukan untuk memeriksa hal-hal sebagai berikut:
a. Carburetor heat berjalan sempurna. Biasanya pada kondisi icing (antara 10°C dan -40°C dengan visible moisture) bisa terjadi icing di karburator yang dapat menghentikan pasokan air/bahan-bakar. Carburetor Heat bisa melelehkan es di karburator. Kendali carburetor heat biasanya adalah sebuah knob yang bisa ditarik dan membuka katup yang akan mengambil udara panas di sekitar exhaust system (knalpot) dan mengalirkannya langsung ke sistem induksi.
Udara panas yang kerapatannya lebih rendah (kurang rapat) mengakibatkan pembakaran menjadi kurang sempurna. Karena itu normalnya jika katup carburetor heat dibuka maka akan ada penurunan RPM sebesar 75-100 RPM.
Bagaimana jika tidak terjadi penurunan RPM? ada beberapa kemungkinan yang terjadi:
  • 1. Kabel antara knob/tombol dan katup putus.
  • 2. Mungkin katup macet dalam keadaan terbuka, sehingga RPM akan rendah dari awal dan pada waktu carburetor heat dinyalakan tidak terjadi penurunan RPM lagi.
  • 3. karena hal lain.
 b. Magneto-magneto berjalan sempurna. Magneto adalah magnet yang berputar yang menghasilkan listrik untuk busi di saat yang tepat. Biasanya di setiap pesawat bermesin piston ada 2 magneto. Gunanya sebagai cadangan jika kehilangan salah satu magneto. Memeriksa  magneto sebelum terbang adalah dengan cara mematikan salah satu magneto dan memeriksa apakah RPM mesin turun banyak. Jika normal pemeriksaan dilakukan untuk magneto yang satu lagi.

Mengapa run up dan memeriksa magneto penting sebelum penerbangan?
  • 1. mesin pesawat piston dapat bekerja dengan hanya satu magneto. Jadi jika salah satu magneto rusak, normalnya tidak ada tanda-tanda yang dapat dirasakan. Jadi dengan mematikan salah satu magneto secara bergantian pada waktu run up, bisa diketahui jika ada magneto yang rusak.
  • 2. Posisi switch untuk magneto biasanya ditandai dengan Both, L dan R yang berarti both, left dan right. Pemeriksaan magneto ini juga berguna untuk memastikan switch berada pada posisi both.

Apa yang terjadi jika pada waktu memeriksa magneto ada penurunan yang tajam pada nilai RPM? Ada beberapa kemungkinan, busi yang rusak atau timbunan karbon (carbon deposit) di busi.

Run up untuk prosedur maintenance
Run up untuk prosedur maintenance berbeda-beda untuk setiap tipe kerja maintenance dan tipe pesawatnya. Silahkan merujuk pada doumen yang ada pada masing-masing jenis pesawat.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan run up, termasuk tapi tidak terbatas pada:
1. Pelatihan pada personel yang akan melakukan run up
2. Limitasi pesawat
3. Tie down (tali pengikat) dan wheel chock (pengganjal roda) untuk menghindari pesawat bergerak pada saat run up terutama pada high power check.
4. Lokasi run up (hampir semua bandar udara punya prosedur dan tempat khusus untuk melakukan run up)
5. Waktu run up. Ada beberapa tempat dengan noise abatement, atau pengendalian kebisingan yang melarang run up pada jam-jam tertentu.
6. Lokasi/area harus bebas dari puing-puing, batu-batu kecil, kotoran, sampah yang berserakan untuk menghindari FOD (Foreign Object Damage).
7. Jarak/ clearance yang cukup dengan pesawat/kendaraan/orang di belakangnya untuk menghindari semburan udara dari baling-baling ataupun jet.
8. Pemasangan tanda berupa safety cones yang membantu mencegah orang/kendaraan untuk mendekati mesin yang sedang di run-up.

Catatan: tulisan di atas adalah sekilas tentang run up. Bukan untuk dijadikan prosedur. Silahkan merujuk pada dokumen-dokumen yang seharusnya untuk melakukan run up.   
Tambahan dari seorang anggota grup facebook ilmuterbang.com tentang run up helikopter:
Taufik Agus Hidayat
Kalo run up pesawat heli khususnya heli TNI AU sudah tidak bisa run up oleh mekanik atau tehnisi. Run up harus dilaksanakan oleh Pilot. Hal ini untuk menghindari kejadian dulu, pernah ada kejadian heli run up oleh teknisi pesawatnya terguling. hanya tambahan ajah...
 
Terima kasih atas tambahannya