Hari itu saya akan menerbangkan sebuah pesawat Cessna 172 dengan seorang teman karib, Andhi. Rencananya dari bandar udara Halim PK, kami akan terbang cross country ke Cirebon. Tapi melihat perkembangan cuaca yang kurang mendukung kami batalkan rencana tersebut. Kami ubah menjadi acara terbang di area Bogor dekat tempat kecelakaan pesawat Sukhoi baru-baru ini.

Saya sendiri tidak familiar dengan tempat tersebut dan karena itulah saya mengajak Andhi yang memegang lisensi PPL dan kenal dengan daerah yang akan kami terbangkan. Setelah mendapatkan clearance dari tower Halim untuk terbang di daerah tersebut secara visual dengan ketinggian 4000 kaki, kami diminta untuk melapor pada ATC di bandar udara Atang Sendjaja, Bogor.

Kami mendapat ijin untuk terbang di area tersebut dari tower Atang Sendjaja, “Papa Kilo Sierra Uniform Yankee, maintain 4000 feet, report again leaving area..”.

Setelah saya puas melepas rindu terbang di Indonesia dan berkeliling-keliling selama 30 menit kemudian kami memutuskan untuk kembali ke bandar udara Halim PK. Karena memang di frekuensi tower Atang Sendjaja biasanya tidak ramai, ada satu hal yang tidak kami perhatikan: setelah pembicaraan di atas, tidak ada percakapan lain di radio. Radio kami mendadak tidak bisa menerima sinyal! Hal tersebut kami sadari ketika kami berusaha memanggil ATC beberapa kali tanpa ada jawaban.

Atang, Papa Kilo Sierra Uniform Yankee?”

Kami saling berpandangan. Andhi mengambil microphone dari tangan saya dan mencoba untuk memanggil. Tidak ada jawaban. Kami membawa radio portabel, sayangnya baterenya habis. Padahal selama ini setiap kami terbang berdua, batere di radio tersebut selalu penuh.

Kami lalu melakukan blind transmition, berasumsi hanya receiver radio yang rusak dan berharap transmitternya bekerja dengan baik:

Atang Tower, Papa Kilo Sierra Uniform Yankee transmitting blind, leaving  area, maintain 4000 feet.”.

Saya mencoba menyalakan transponder dan berniat memasukkan kode 7600, kode communication failure, dan kami bersiap untuk pergi ke bandar udara Pondok Cabe karena Halim adalah class B airspace yang mengharuskan two way radio communications.  Pada waktu yang bersamaan Andhi, yang insinyur elektronika komputer, mencoba mengutak-atik tombol volume di radio.

“Wah sepertinya ada koneksi yang kendor, coba panggil lagi Atang sambil gue pegangin tombolnya.” katanya.

“Atang, Papa Kilo Sierra Uniform Yankee, how do you read?”

Tiba-tiba ada suara jawaban,

“ Papa Kilo Sierra Uniform Yankee, Atang, read you five, go ahead”
“ Atang, Papa Kilo Sierra Uniform Yankee, leaving  area, maintain 4000 feet.”
“ Papa Kilo Sierra Uniform Yankee, Atang, Contact Halim for descent, we tried to call you many times”
“ Call Halim frequency, yes sir we had receiver problem, Papa Kilo Sierra Uniform Yankee.”
“ Roger, call Halim, hati-hati mas”
“ Call Halim , terima kasih mas, selamat sore, Papa Kilo Sierra Uniform Yankee”

Alhamdulillah kami kembali dengan selamat, tentunya selama perjalanan pulang tersebut, Andhi tetap memegangi tombol volume untuk memastikan agar komunikasi berjalan lancar. Setelah mendarat di bandar udara Halim PK kami melaporkan kerusakan tombol radio yang langsung diperbaiki saat itu juga oleh mekanik.

Dari pengalaman ini kami sadar bahwa communication failure bukanlah hal sepele biarpun bermula dari hal sepele berupa tombol yang kendor. Beruntung kami bisa menemukan masalahnya. Bagaimana kalau tidak? Bagi penerbang sebaiknya ingat urutan kata-kata berikut:

Aviate - Navigate - Communicate

Komunikasi (Communicate) berada pada urutan terakhir. Jadi terbangkan pesawat anda, bernavigasi dengan benar, baru coba berkomunikasi lagi. Berikut saya akan mencoba menulis apa yang harus dilakukan oleh penerbang pada saat mengalami communication failure berdasarkan peraturan yang berlaku pada saat ini.

------------------------------------------------------------------------

Communication failure.

Secara umum ada 3 keadaan di saat pesawat kehilangan kemampuan komunikasinya dengan stasiun lain baik ATC maupun pesawat lain, yaitu:

  1. pada waktu terbang VFR dan kondisi visual (VMC),
  2. pada waktu terbang IFR dan kondisi visual (VMC),
  3. pada waktu terbang IFR dan kondisi below VFR (IMC).

Tulisan ini akan membahas communication failure pada waktu terbang VFR dengan kondisi  VMC. Prosedur communications failure untuk IFR di peraturan penerbangan Indonesia ada di CASR part 91.185 IFR operations: Two-way Radio Communications Failure.

Saya berharap juga ada perhatian dari pihak otoritas penerbangan dan juga rekan-rekan ATC Indonesia karena ada sedikit kekurangan dari CASR part 91 ini jika dibandingkan dengan CASR part 170 yang mengatur penyediaan layanan ATC dan ICAO Annex 2 tentang communication failures untuk IFRyang semoga akan diperbaiki pada edisi berikutnya. Indonesia sejauh yang penulis tahu mengikuti rekomendasi dari ICAO Annexes tapi CASRnya sendiri sebagian besar masih berupa salinan dari aturan di USA (FAR, Federal Aviation Regulation) yang banyak perbedaannya dengan ICAO Annexes.

Semoga dengan tulisan ini pihak otoritas bisa memperbaiki kekurangan yang ada di CASR. Perlu diperhatikan juga, tindakan yang akan kita buat adalah berdasarkan hukum Indonesia yang tertuang di CASR barulah berikutnya rekomendasi ICAO dalam Annexesnya.

------------------------------------------------------------------------

Communication failure pada waktu VFR dan kondisi VMC

Prosedur kegagalan komunikasi pada waktu VFR akan bergantung pada class airspace yang diterbangkan. Untuk ruang udara kelas A penerbangan harus dilakukan dengan IFR sehingga tidak dibahas di bagian VFR ini. Pada kejadian yang menimpa penulis, kami berada di class B airspace. Ruang udara kelas B. Syarat untuk masuk ke kelas B salah satunya adalah (mohon perhatikan hanya yang ditebalkan):

91.131 Operations in Class B Airspace
(c) (2) For all operations. An operable two-way radio capable of communications with ATC on appropriate frequencies for that Class B airspace area.

Pada saat terjadi kegagalan komunikasi pada saat VFR di ruang udara kelas B, diharapkan pesawat terbang meninggalkan ruang udara kelas B, menjaga tetap dalam kondisi VMC dan mendarat di bandar udara terdekat. Pertanyaannya, bagaimana jika tidak ada bandar udara yang dekat atau bandar udara yang mempunyai kondisi VMC. Jawabannya selalu: dalam keadaan emergency, pilot in command boleh memutuskan untuk melanggar CASR demi keselamatan.

------------------------------------------------------------------------

Bagaimana jika kita terbang di ruang udara kelas lain?

Ruang udara Kelas G/E/D/C

91.126 Operating on or in the Vicinity of an Airport in Class G Airspace
c. However, if the aircraft radio fails in flight, the pilot in command may operate that aircraft and land if weather conditions are at or above basic VFR weather minimums, visual contact with the `tower is maintained, and a clearance to land is received.

91.127 Operating on or in the Vicinity of an Airport in Class E Airspace
(a) ... (b)...
(c) ... However, if the aircraft radio fails in flight, the pilot in command may operate that aircraft and land if weather conditions are at or above basic VFR weather minimums, visual contact with the tower is maintained, and a clearance to land is received. If the aircraft radio fails while in flight under IFR, ...

91.129 Operations in Class D Airspace
(d) Communications failure. Each person who operates an aircraft in a Class D airspace area must maintain two-way radio communications with the ATC facility having jurisdiction over that area.
(1)...(2) If the aircraft radio fails in flight under VFR, the pilot in command may operate that aircraft and land if
(i) Weather conditions are at or above basic VFR weather minimums;
(ii) Visual contact with the tower is maintained; and

(iii) A clearance to land is received.

91.130 Operations in Class C Airspace
(a) General. Unless otherwise authorized by ATC, each aircraft operation in Class C airspace must be conducted in compliance with this section and Section 91.129.

Intinya, tetap jaga penerbangan anda dalam kondisi VMC dan mendarat di bandar udara kelas G/D/C dengan syarat visual contact dengan tower dan melihat jika ada instruksi/clearance dari tower dengan menggunakan light signal atau visual signal yang lain.

Sebelum kita lanjutkan, ada baiknya kita lihat keanehan CASR 91 ini dengan CASR 170 PERATURAN LALU LINTAS UDARA sebagai berikut:

  1. CASR 91 mempunyai pembagian kelas ruang udara A, B, C, D, E, G
  2. CASR 170 mempunyai pembagian kelas ruang udara A, B, C, D,E, F, G

Kami mohon pihak otoritas penerbangan Indonesia untuk segera memperbaiki kesalahan ini untuk menghilangkan kebingungan para profesional penerbangan tentang keberadaan ruang udara F.

 

Rangkuman

Mari sekarang kita lanjutkan dengan rangkuman apa saja yang bisa dilakukan oleh penerbang pada saat mengalami communication failure.

  1. Blind Transmission. Biarpun kita tidak bisa mendengar, tetap lakukan Blind Transmission sehingga bisa membantu jika ternyata hanya receiver yang rusak dan transmitter masih bekerja dengan baik.
  2. Set transponder ke 7600. Ini akan membantu ATC mengidentifikasi masalah anda.
  3. Tetap jaga penerbangan dalam kondisi VMC. Selalu lihat keluar, waspada dengan traffic  lain.
  4. Terbang ke bandar udara yang memiliki kondisi VMC.
  5. Jaga visual dengan tower dan beritahu tower bahwa anda mengerti perintah tower dengan rocking wing dan/atau mengedipkan lampu.
  6. Cari petunjuk runway in use (wind sock atau landing direction indicator yang lain). Kalau ada, tune dan identify frekuensi ILS untuk mengetahui runway in use.
  7. Tunggu clearance dari tower dengan menggunakan light signal.

Catatan:

  1. Jika anda bisa mendengar ATC tapi tidak bisa transmit, begitu anda memasukkan squawk 7600, ATC akan mencoba memanggil anda. Ikuti perintahnya dan anda bisa tekan tombol ident untuk menunjukkan bahwa anda mendengar clearance yang diberikan.
  2. ATC mungkin akan memberi perintah seperti , "Ident",  "Fly north, fly west dll" untuk memastikan anda bisa mendengar ATC dengan cara melihat pergerakan pesawat di radar.
  3. Teknologi telepon selular dan telepon satelit dapat digunakan untuk menghubungi ATC. Ada baiknya anda punya nomor telepon ATC di telepon anda.

CASR 91.125 ATC Light Signals

ATC light signals have the meaning shown in the following table:

Color and   Type of  Signal

Meaning with respect to aircraft  on the surface

Meaning with respect to Aircraft in flight

Steady green
 

Cleared for takeoff

Cleared to land

Flashing green

Cleared to taxi

Return for landing (to be followed by steady green at proper time)

Steady red
 

Stop

Give way to other aircraft and continue circling

Flashing red
 

Taxi clear of runway in use

Airport unsafe – do not land

Flashing white
 

Return to starting point on Airport

Land at this aerodrome and proceed to apron

 

Jadi kemungkinan besar pada waktu anda masuk ke downwind anda akan mendapatkan Flashing greendan akan mendapatkan Steady green, pada saat pesawat berbelok di final approach.

Catatan:Tulisan ini merujuk pada dokumen-dokumen di bawah ini. Jika ada perbedaan dengan PKPS/CASR/Advisory Circular terbaru, maka dokumen terbaru yang berlaku dan harus digunakan dalam pengoperasian penerbangan.

PKPS/CASR 91 Amandement 2,
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR : KM. 18 Tahun 2010
TANGGAL : 19 Maret 2010

PKPS/CASR 170,
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR : KM 14 TAHUN 2009
TANGGAL : 16 FEBRUARI 2009

AC 170 - 02 Manual of Air Traffic Services Operational Procedures
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR : SKEP/25/II/2009
TANGGAL : 13 Pebruari 2009